Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Senin, 04 April 2022 | 17:35 WIB
ILUSTRASI - Sejumlah santriwati melihat temannya saat berlatih tarian sufi di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Al Mubarokah, Sempu, Andong, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (25/4/2021). [ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho]

SuaraBogor.id - Kondisi lapar dan haus tak menjadi halangan bagi warga Cianjur, Jawa Barat untuk menjalankan aktivitas yang bermanfaat dan beribadah selama bulan suci Ramadhan.

Mulai dari subuh hingga menjelang petang, warga Cianjur kerap melakoni beberapa kegiatan.

Salah satunya adalah kuliah subuh yang merupakan kegiatan yang dilakukan sesudah menunaikan sholat Subuh yang digelar di masjid dengan mendengarkan ceramah dari ustadz maupun ulama.

Di Cianjur, biasanya kuliah subuh dilakukan kawula muda selain untuk menimba ilmu agama, juga untuk mencari pasangan. Hal inilah yang dilakukan Sandi (41), warga Desa Maleber, Kecamatan Karangtengah.

Baca Juga: 5 Ide Usaha Modal Satu Juta, Manfaatkan Momen Ramadhan untuk Saku Lebaran

“Saya mendapat jodoh hingga ke jenjang pernikahan dan hingga punyak anak, awalnya ketemu sewaktu kuliah subuh. Ibadah iya, ilmu dapat, jodohnya juga dapat,” ujar Sandi, Senin (4/4/2022).

Ada juga tradisi ngabeubeurang atau jalan siang-siang mengisi waktu menuju sore hari. Kebiasaan ini kebanyakan dilakukan para orang tua dengan membawa anaknya yang berusia 5-8 tahun yang baru belajar berpuasa satu hari.

“Kalau sudah rewel, pasti saya bawa jalan-jalan pake motor keliling pinggiran kota Cianjur, jadi anak teh jadi lupa lapar dan haus,” kata Tatang Supriatna (35), warga Desa Hegarmanah, Kecamatan Sukaluyu.

Tradisi paling fenomenal adalah ngabuburit. Kini istilah Sunda itu bahkan banyak digunakan secara nasional.

Kegiatan ngabuburit tidak seperti ngabeubeurang. Biasanya saat ngabuburit, warga selain berjalan-jalan, juga berburu takjil untuk berbuka puasa.

Baca Juga: Menengok Tradisi Megibung Ala Komunitas Muslim Bali di Karangasem Saat Buka Puasa Hari Pertama

Jalan Dewi Sartika atau dikenal dengan Jalan Sinar menjadi salah satu tempat tujuan kuliner buka puasa populer di Cianjur. Namun, warga bisa juga berburu takjil di Warujajar, Salakopi, dan BLK.

“Ngabuburit hanya bisa dirasakan dan dilakukan setahun sekali, yakni di bulan Suci Ramadan. Kalau setiap pulang kampung ke Cianjur, sudah pasti saya menyempatkan diri ngabuburit,” kata Sonjaya, warga Cianjur yang bekerja di Jakarta.

Load More