Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 09 Agustus 2022 | 15:30 WIB
Plt. Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia usaha dan Dunia Industri, Direktorat Jendral Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek Saryadi (empat dari kiri) saat foto bersama perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, IDF, Mastercard, perwakian SMKN 2 Jakarta dan SMK Wikrama, yakni Kepala SMK Wikrama, Iin Mulyani dan pakar pendidikan IPB, Ir Itasia Dina Sulvianti, M.Si yang juga pimpinan Perguruan Wikrama Indonesia, saat peluncuran Program Pusat Keunggulan Cyber Security, di SMK Wikrama, Kota Bogor, Selasa (9/8/2022). [FOTO ANTARA/Linna Susanti]

SuaraBogor.id - SMK Wikrama Kota Bogor, Jawa Barat dan SMK Negeri 2 Jakarta menjadi percontohan Program Pusat Keunggulan (PK) "Cyber Security".

Dua sekolah itu ditetapkan jadi percontohan PK Cyber Security setelah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia usaha dan Dunia Industri, Direktorat Jendral Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek Saryadi saat jumpa pers usai peluncuran program SMK PK Cyber Warriors di SMK Wikrama Bogor, Selasa (9/8/2022) mengatakan, penetapan dua sekolah itu diakukan melalui proses yang ketat.

"Untuk mendapatkan kesempatan mengikuti Program Pusat Keunggulan, setiap SMK akan melalui proses yang ketat," kata Saryadi.

Baca Juga: Antrean Panjang di SPBU Bogor

Ia menjelaskan di Indonesia terdapat sebanyak 1.402 SMK yang telah melaksanakan Program PK dari berbagai bidang sejak tahun 2021, salah satunya teknologi informasi termasuk rekayasa perangkat lunak. Di luar bidang tersebut, banyak SMK bidang lain sesuai keunggulannya.

Program PK, katanya, membimbing siswa selama tiga sampai empat tahun sesuai program sekolah masing-masing.

Dalam program SMK PK Cyber Security, kata dia, Kemendikbudristek menggandeng pihak industri dan yayasan yang lekat dengan teknologi informasi yakni InfraDigital Foubdation (IDF) dan perusahaan kartu kredit Master Card.

"Jadi proses seleksinya itu bertahap ya, mulai dari administrasi. Kami ingin memastikan SMK-SMK yang bergabung, atau yang akan ditunjuk sebagai pelaksana SMK pusat keunggulan ini miliki potensi untuk berkembang," katanya.

Ia menyebutkan kriteria yang diperhatikan Kemendikbudristek untuk sekolah yang ingin masuk dalam program PK yakni kapasitas kelembagaannya, kapasitas manajemen di sekolah dan kapasitas SDM.

Ketiga kriteria itu akan dievaluasi dengan tahapan administrasi, evaluasi berbasis program sebagai SMK PK dan untuk khusus SMK yang masuk pemadanan dukungan ada proses kurasi untuk menunjukkan dukungan dari industri itu bisa mewujudkan tujuan PK.

Kemendikbudristek, tambahnya, telah menggandeng beberapa perguruan tinggi dalam hal pengawasan jalannya program tersebut di SMK.

"Jadi prosesnya cukup panjang, guna memastikan keberhasilan dari program ini. Jadi artinya kalau ada SMK yang ditunjuk oleh Kemendikbud sebagai SMK PK dan pemadanan dukungan, mereka potensial untuk berkembang, gitu ya," kata Saryadi.

Sebagai salah satu kepala sekolah yang masuk program PK Kemendikbud, yakni Kepala SMK Wikrama Bogor, Iin Mulyani, S.Si menyatakan proses masuk dalam program Kemendikbudristek tersebut memang cukup ketat, sehingga sekolah yang dipimpinnya terus menyesuaikan syarat-syarat yang dibutuhkan.

"Suatu kehormatan, kita tahun 2021 masuk program PK Kemendikbudristek ini dan tahun 2022 ini terpilih untuk Cyber Security yang sebetulnya sudah dikerjasamakan lama dengan pihak IDF," katanya.

Hal terpenting dalam mengikuti program PK Kemendikbudristek adalah berkomitmen tinggi untuk bisa menghasilkan lulusan yang siap untuk masuk ke dunia industri, demikian Iin Mulyani. [Antara]

Load More