Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S | Novian Ardiansyah
Selasa, 23 Agustus 2022 | 10:26 WIB
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Peduli Keadilan (MPK) melakukan aksi damai untuk keadilan Brigadir J di Tugu Kujang, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (16/8/2022). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

SuaraBogor.id - Kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J yang dilakukan oleh Ferdy Sambo dan anak buahnya terus menjadi perhatian serius.

Kekinian, Komisioner Komnas HAM Choirul Anam membeberkan fakta terbaru kasus kematian Brigadir J, yakni adanya penghilangan rekam jejak digital.

Anam mengungkapkan bahwa ada upaya juga untuk menghilangkan dan mengganti baru ponsel sejumlah ajudan dari Irjen Ferdy Sambo, termasuk ponsel milik Brigadir Yosua dan Bharada Richard Eliezer.

Ponsel-ponsel yang mereka gunakan di hari H pembunuhan Brigadir Yosua pada 8 Juli, bahkan hingga kini belum ditemukan.

Baca Juga: Mendiang Brigadir J Bercita-cita Jadi Perwira, Berencana Menikah usai Wisuda

"Yang kentara banget adalah rekam jejak digital gak cuma HP tapi percakapan digital juga gak ada," kata Anam dalam RDP di Komisi III DPR, Senin (22/8/2022).

Percakapan digital yang dimaksud hilang itu adalah tiga grup WhatsApp.

"Ada tiga grup yang dulunya dia ada jadi nggak ada. Itu penting dilacak WA. Fisik HP-nya juga hilang," ungkap Anam.

Hilangkan Ponsel Lalu Ganti Baru

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik membeberkan dugaan penghalangan atau perintangan penyidikan (obstruction of justice) kasus kematian Brigadir J atau Yosua Hutabarat lewat pengilangan barang bukti di ponsel Yosua.

Baca Juga: Gus Yusuf Beri Dukungan ke Kapolri, Berantas Perjudian dan Selesaikan Kasus Ferdy Sambo

Bahkan buka cuma lewat ponsel Yosua, melainkan lewat ponsel milik aide de camp atau ajudan Irjen Ferdy Sambo lainnya.

Load More