Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 01 September 2022 | 18:13 WIB
Siswa SDN Kertamukti di Pasirgede, Desa Salamnunggal, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur Jawa Barat terpaksa belajar di lantai lantaran sekolah mereka tak memiliki fasilitas kursi dan meja belajar. [Suara.com/Fauzi Noviandi]

SuaraBogor.id - Puluhan siswa SDN Kertamukti di Pasirgede, Desa Salamnunggal, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur Jawa Barat terpaksa belajar di lantai. Mereka tak bisa menikmati nyamannya suasana belajar sambil duduk di bangku dilengkapi meja lantaran sekolah mereka tak punya fasilitas itu.

Alhasil, banyak siswa yang mengeluh mengalami pegal-pegal saat guru mereka memaparkan materi ajar.

Bahkan ada juga murid yang tertidur di lantai saat jam pelajaran, karena posisi mereka terlungkup di lantai. Selain tidak memiliki kursi dan meja untuk belajar, atas sekolah dasar itu pun masih terbuat dari ayaman bilik.

Ai Hafsah guru SDN Karyasakti mengaku dengan kondisi ruangan kelas yang rusak dan tidak adanya kursi, menjadi kendala dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Baca Juga: Sekolah di Deli Serdang Disegel, Siswa SD Belajar di Luar Kelas

"Tidak hanya belajar di lantai, karena tidak adanya kursi, tapi buku paket untuk murid juga sangat terbatas, sehingga sering rebutan," jelasnya.

Puluhan pelajar yang terpaksa belajar di lantai sudah hampir selama dua tahun, dan dilakukan saat kegiatan belajar mengajar dimulai sejak pandemi Covid-19.

Kondisi sekolah yang telah rusak, dan tidak memiliki bangku untuk menunjang kegiatan pembelajaran puluhan murid tersebut belum pernah direhab sejak 2006 lalu.

Yana Suryana guru kelas VI mengungkapkan, SDN Karyasakti tersebut belum pernah mendapatkan bantuan perbaikan sekolah. Namun terakhir pada tahun 2006 lalu.

"Atap saja masih terbuat dari bilik, kadang belajar di teras tapi panas, jadi kami paksakan menggunakan ruangan yang sudah rusak," ungkapnya.

Baca Juga: Pemandangan Miris Ratusan Siswa SD Deli Serdang Belajar di Teras, Ini Penyebabnya

Dalam pembelajaran pihak sekolah melakukan split waktu, agar para murid bisa belajar secara maksimal, jam belajar diatur dari pagi sekitar pukul 07.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB dan dari pukul 10 sampai pukul 12.00 WIB.

Sementara itu, Teguh dan Alif serta puluhan murid lainnya berharap bisa mengikuti pembelajaran dengan nyaman, yaitu dengan diadakannya kursi dan meja.

"Sesudah belajar sering pegal-pegal, akibat kelamaan di lantai. Pengennya ada kursi sama meja biar tidak pegal-pegal lagi," ucapnya.

Kontributor : Fauzi Noviandi

Load More