SuaraBogor.id - Kasus kekerasan di pondok pesantren saat ini tengah menjadi perhatian publik, belum lama ini terkuak penganiayaan di Ponpes Gontor.
Namun kekinian, peristiwa penganiayaan terjadi di salah satu Ponpes Garut. Seorang santri asal Bogor mengalami luka hingga gendeng telinganya pecah.
Tak terima dengan kejadian itu orang tua korban melaporkan kejadian tersebut kepolisian.
Pelaporan yang dilakukan ke SPKT Polres Garut itu teregister dengan nomor LP/B/439/IX/2022/SPKT/RES GRT/POLDA JBR.
Atas dasar hal tersebut, orang tua korban, Neneng melaporkan peristiwa penganiayaan yang berlangsung pada akhir Juli 2022 tersebut ke Mapolres Garut Minggu 11 September 2022.
Korban adalah AH (16), santri asal Bogor yang menjalani pendidikan di salah satu pesantren di Garut.
Korban dianiaya oleh 16 orang santri yang merupakan teman-teman satu pondok dengannya. AH dikeroyok temannya tersebut karena diduga mencuri HP.
Orang tua AH, Neneng Muryana menjelaskan, anaknya itu dipaksa untuk mengakui bahwa ia telah mencuri HP temannya. Jika tidak mengaku, lanjutnya, AH akan dipukuli oleh teman-temannya tersebut.
“Namun nyatanya anak saya tetap dipukuli,” katanya, mengutip dari Bogordaily -jaringan Suara.com, Selasa (13/9/2022).
AH dipukuli dengan tangan kosong, pakai sapu, ditendang dan diguyur air kotor. Karena mendapat perlakuan tersebut, AH mengalami benjol-benjol di kepala, gendang telinga kiri pecah, hingga luka sejujur tubuh.
“Anak saya sudah menjalani sejumlah pemeriksaan dan rawat jalan di Rumah Sakit Intan Husada. Bila dihitung-hitung, biaya yang sudah keluar mencapai Rp1 jutaan,” sebutnya.
Pihak keluarga, tambah Neneng, kemudian tak mempermasalahkan jika anaknya tersebut dituduh mencuri HP meski tak melakukannya.
“Kami malah mengganti HP yang hilang itu, mereknya HP Vivo V12. Kami cari ke counter HP untuk membeli HP baru atau bekasnya, tapi rupanya tidak ada,” ujarnya.
Ayah AH, lanjut Neneng, kemudian menawari santri yang merasa kehilangan itu dengan HP baru dengan versi berbeda. HP yang ditawarkan untuk mengganti ini adalah Vivo V15.
“Anak itu menolak lantas malah meminta ganti berupa uang. Karena kami pikir yang hilang adalah HP, maka gantinya pun harus HP,” kata Neneng.
Berita Terkait
-
Ade Yasin Dituntut 3 Tahun Penjara Hingga Dicabut Hak Politik, Kuasa Hukum Yakin Hakim Objektif Tanggapi Tuntutan KPK
-
Kapolda Jatim Pastikan Tewasnya Santri Gontor Didalami Lagi, Pegasuh Akan Dimintai Keterangan Apa Ada Upaya Menghalangi
-
Polisi Selidiki Kasus Kematian Pekerja Pabrik Tahu di Garut yang Diguga Alami Penganiayaan
-
Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Pinggiran Sungai Cidurian Bogor
-
Gadis Remaja di Surabaya Diperkosa Pedagang Pentol
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
BP BUMN Bersama Danantara Mobilisasi 1.000 Relawan Kemanusiaan Merangkul Warga di Wilayah Bencana
-
Bencana Sumatera, BRI akan Terus Berkontribusi Bantu Masyarakat Bangkit Kembali
-
Nanggung Bogor Punya Surga Tersembunyi untuk Libur Akhir Tahun: Dari Curug Love hingga Kebun Teh
-
Dua Unit Mobil Skylift Canggih Damkar Bogor Siap Taklukkan Gedung Bertingkat
-
Vario Ringsek Dihantam Pikap, Pengendara Tewas Mengenaskan usai Senggolan dengan Minibus Misterius