Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Selasa, 13 September 2022 | 08:51 WIB
Ilustrasi penganiayaan (Shutterstock).

“Kami heran kenapa kami dikirimi surat ini, padahal sejak dianiaya anak saya tetap sekolah karena memang saya antar jemput. Kami mengakui bila anak saya tidak mondok di asrama karena khawatir akan dianiaya. Lalu kenapa para pelaku (penganiaya) dibiarkan,” ujarnya.

Load More