Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 14 September 2022 | 13:21 WIB
Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil. (ANTARA/HO-Humas Pemda Jabar)

SuaraBogor.id - Kasus Demam Berdarah Dengue atau DBD di Jawa Barat meroket dengan tingkat fatalitas yang fluktuatif.

Merespon hal itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta warganya waspada terhadap DBD .

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat dengan rentang waktu Januari hingga 13 September 2022, ada 27.010 kasus DBD di Jawa Barat. Angka tersebut menjadi kasus paling tinggi sejak tahun 2020.

"DBD sekarang jadi atensi, tingkat fatalitas juga selalu fluktuatif," kata Ridwan Kamil di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (14/9/2022).

Baca Juga: Warga Jawa Barat Ditargetkan Bisa Salat di Masjid Raya Al-Jabbar Akhir Tahun Ini, Ridwan Kamil: Insya Allah

Ridwan Kamil mendorong masyarakat untuk terus memperhatikan lingkungan sekitar terhadap tempat-tempat yang berpotensi menjadi lokasi kembang biak nyamuk.

Selain itu, Pemprov Jabar juga menyediakan layanan pengasapan insektisida atau Fogging untuk membasmi nyamuk khususnya di wilayah-wilayah dengan kasus DBD tinggi.

"Kalau ada masyarakat butuh fogging bisa lapor ke kami, nanti kami ada gerakan memfoging di wilayah yang diduga tingkat DBD tinggi," ungkapnya.

Di sisi lain, Dinkes Jabar melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P), Ryan Bayusantika Ristandi mendorong masyarakat untuk menekan angka kasus DBD dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Apalagi, dengan masuknya masim penghujan, kebersihan lingkungan juga harus diintensifkan.

Selain Fogging, upaya PSN dengan Menguras penampungan air, Menutup tempat penampungan air, dan Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat kembang biak nyamuk atau yang dikenal 3M plus harus lebih masif dilakukan masyarakat.

Baca Juga: Masuk Bursa Calon Wali Kota Bandung, Farhan Pilih Fokus Menangkan Partai NasDem

"Jadi untuk langkah kesiapsiagaan itu dimulai dengan gerakan satu rumah satu jumantik (girij) dengan melibatkan segenap anggota keluarga untuk berperan sebagai juru pemantau jentik (Jumantik) di rumah masing-masing," kata Ryan, Selasa 13 September 2022.

Selain itu, ruang yang berpotensi menjadi jalan masuk dan keluarnya nyamuk di rumah harus kembali diperhatikan oleh masyarakat. Ryan mengimbau, ruang seperti ventilasi udara agar dipasang kasa nyamuk.

"Plus untuk mencegah gigitan nyamuk dengan memasang kasa nyamuk pada ventilasi, menggunakan cairan anti nyamuk baik oles maupun semprot, memberantas jentik dengan larvasida , dan menanam tanaman pengusir nyamu," tandasnya.

Load More