SuaraBogor.id - Rencana relokasi SDN Pondokcina 1 di Jalan Margonda, Kecamatan Beji, Kota Depok dikritik salah satu Anggota DPR RI, Nuroji.
Nuroji memandang ketimbang merelokasi SDN Pondokcina 1 untuk pembangunan masjid raya, Pemkot Depok lebih baik menutup bangunan lain di kawasan Margonda.
"Keputusan Pemkot Depok menutup SDN Pondokcina 1 tidak tepat," kata Nuroji dikutip dari Depoktoday.hoops.id (Jaringan SuaraBogor.id).
Nuroji mengungkapkan, pembangunan masjid raya membutuhkan lahan setidaknya satu hektare, sedangkan lahan SDN Pondokcina 1 hanya memiliki luas sekitar 1.600 meter persegi.
“Kembali ke sekolah itu, menurut saya, tidak adil ditutup gara-gara membangun masjid. Kecuali memang sudah tidak efektif lagi untuk mergernya. Misalnya, siswa kurang, guru kurang itu biasanya pemerintah berhak untuk menutup atau menggabungkan,” jelas Nuroji.
Terlebih, Pemkot Depok juga melakukan kelalaian sebelum sekolah itu ditutup. Kata Nuroji, saat sekolah masih beraktifitas, Pemkot Depok justru membangun trotoar yang lebih tinggi daripada lantai dasar sekolah tersebut.
“Lagi-lagi pemerintah tidak teliti dan tidak profesional bekerja antara instansi bagian trotoar dan pendidikan. Tidak ada koordinasi, begitu pun yang menjadi korban anak-anak,” ujarnya.
Kata dia, langkah Komisi D DPRD Kota Depok yang menyurati Wali Kota Depok, Mohammad Idris, dianggap tepat. Menurutnya, Komisi D telah melakukan tugasnya dengan baik sebagai wakil rakyat.
“Tidak ada alasan, kecuali sekolah itu memang kehabisan murid atau ada gangguan disekelilingnya. Misalnya, jalan tol yang membahayakan anak-anak bisa dipindah itu pun harus rapi membuat bangunan baru,” tuturnya.
Baca Juga: Nora Alexandra Lelah dan Ingin Pisah Imbas Ulah Jerinx SID, Janji Program Bayi Tabung cuma Prank
Menurutnya, sejak awal Pemkot Depok sudah bekerja dengan tidak profesional karena tidak melakukan pertimbangan yang matang dalam mengambil sebuah kebijakan.
"Kalau dewan yang bicara tidak masalah itu lembaga politik baik pusat maupun tingkat kota. Kalau DPR lembaga politik yang pasti bekerja secara politik pengawasan, perencanaan dan anggaran itu terkait juga pengawasan terkait juga anggaran pendidikan," paparnya.
Nuroji menilai trotoar yang dibangun Pemkot Depok di depan SDN Pondok Cina 1 tidak serius. Nuroji bahkan merasa penasaran dengan pemanfaatan trotoar usai direvitalisasi.
Berita Terkait
-
Bukan Sekadar Hiburan, Ernest Prakasa Sebut Komedi Jalan Halus Kritik Tajam
-
Langsung Ditangkap Polisi! Ini Tampang Pelaku yang Diduga Siksa dan Jadikan Pacar Komplotan Kriminal
-
Ada Kritik Tersembunyi di Balik Tema JILF 2025 'Homeland in Our Bodies'
-
Pegadaian Championship: Sumsel United Usung Misi Tiga Poin Lawan Persikad Depok
-
Misteri Mayat Pria Terikat di Tol Jagorawi Terkuak! Siapa Sosok Ujang Adiwijaya?
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Warga Bogor Siap-Siap! RPH Kabupaten Bogor Naik Kelas, Jadi yang Pertama Berstandar Halal Penuh
-
Mimpi ke Tanah Suci Tertunda! Ribuan Jemaah Haji Bogor Batal Berangkat 2026
-
Merasa Diganggu Terus-Menerus, Penjual Pecel Lele di Cileungsi Lampiaskan Dendam ke Anggota Ormas
-
Waspada! Kabupaten Bogor Juara 1 Daerah Paling Rawan Bencana se-Jawa Barat
-
4 Rekomendasi Sepeda Goes Kekinian untuk Bapak-Bapak Usia 40 Tahun: Tetap Hits dan Sehat