Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Selasa, 29 November 2022 | 10:05 WIB
Maudy Ayunda berpose menggunakan kebaya. (Instagram/@maudyayunda)

SuaraBogor.id - Netizen Indonesia jengah mendengar kabar bahwa Kebaya akan didaftarkan Singapura hingga Malaysia, untuk menjadi warisan budaya tak benda ke UNESCO.

Untuk diketahui, Kebaya dikenal sebagai pakaian warisan budaya yang kental dari Asia Tenggara, salah satunya Indonesia. Namun, Indonesia tidak ada termasuk dari empat negara yang kini dikabarkan mendaftarkan ke UNESCO.

Pada Sabtu (26/11/2022) kebaya menjadi trending topic di Twitter. Banyak netizen yang tidak rela kebaya yang merupakan warisan budaya Indonesia didaftarkan ke UNESCO.

Ada juga netizen merasa geram kepada pemerintah yang dinilai diam saja ketika Kebaya warisan budaya tidak masuk ke UNESCO.

Baca Juga: Waduh, Momen Anwar Ibrahim Tak Sengaja Perlihatkan Nomor Telepon Rahasia Jokowi

"Ngomong2 masalah pakaian tradisional, kebaya akan diklaim negara lain sebgai pakaian adat mrk, koq kita nggak geger ya? Apa krn kita sdh lupa warisan budaya, atau sdh nyaman memakai pakaian budaya negara lain?" kata netizen.

"Banyak yang enggak faham klo PETA BUDAYA itu berbeda sama PETA NEGARA. Kebaya bukan hanya ada pada kebudayaan JAWA tapi juga MELAYU," kata netizen.

"Kebaya sih menurut saya adalah hasil akulturasi budaya... Di Singapore, Malaysia dan Indonesia Kebaya Encim dah dipakai sejak dahulu kala...," kata netizen.

"Kok pemerintah diam saja, apa sudah lupa warisan budaya Indonesia yaitu kebaya," tulis netizen.

Dilansir dari The Strait Tmes, empat negara yang mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya takbenda ke UNESCO adalah Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand.

Baca Juga: Kolaborasi Buttonscarves dan Garuda Indonesia Luncurkan Fashion Tematik The Journey Series

Bahkan, empat negara itu sudah melakukan upaya multinasional guna mendapatkan tujuan mereka. Sumber yang sama menyebut, pendaftaran direncanakan pada Maret 2023.

Dewan Warisan Nasional (NHB) menyebut, kebaya menjadi bentuk perayaan sejarah bersama di empat wilayah tersebut sekaligus mempromosikan budaya mereka serta secara aktif akan terus diproduksi dan dikenalkan kepada berbagai komunitas.

"Kebaya telah, dan terus menjadi, aspek sentral dalam representasi dan tampilan warisan budaya dan identitas Melayu, peranakan dan komunitas lainnya di Singapura, dan merupakan bagian integral dari warisan kami," kata CEO NBH Chang Hwee Nee.

Ini bukan kali pertama Singapura berusaha mendapatkan pengakuan atas budaya. Tahun ini saja, Singapura menginventarisasi 102 elemen budaya lokal yang mereka sebut berasal dari budaya mereka.

"Empat negara itu berjanji akan memastikan promosi dan transmisi praktik terkait kebaya," lanjut NBH.

Load More