Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Selasa, 31 Januari 2023 | 11:54 WIB
Ilustrasi bayi gejala campak (freepik)

SuaraBogor.id - Ada sebanyak 113 kasus suspek campak rubella sepanjang tahun 2022. Informasi ini disampaikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor.

Penyebaran penyakit tersebut bahkan sampai ke tingkat kelurahan. Sebanyak 4 kelurahan ditemukan ada lebih dari 1 kasus positif yaitu Kelurahan Gunung Batu sebanyak 4 kasus, Loji 3 kasus, Pasir Jaya 3 kasus, dan Mulyaharja 3 kasus.

“Penemuan kasus suspek campak ruella berasal dari pelaksanaan kegiatan surveilans yang aktif dari Puskesmas dan RS dengan cara melaporkan setiap kasus dengan kriteria demam dan ruam,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno dalam keterangannya, Senin 30 Januari 2023

Menurutnya, Kota Bogor telah melebihi target cakupan imunisasi campak 9-11 bulan yakni 96,56 persen, sedangkan yang ditargetkan sebesar 95 persen. Namun tak bisa menampik ditemukannya 40 kasus positif campak, 7 positif rubella, sedangkan 66 lainnya negatif.

Baca Juga: DPRD Kota Bogor Kawal Musrenbang Terakhir di Kepemimpinan Bima Arya

“Sebanyak 40 data positif campak diatas tidak memenuhi kriteria KLB karena tidak memiliki hubungan secara epidemiologi (orang, tempat, dan waktu),” kata Retno

Namun, kata Retno, jika capaian imunisasi dirunut berdasarkan kelurahan dan dikaitkan dengan data kasus positif campak terbesar dari 4 kelurahan tersebut, maka angka cakupan imunisasi campak 9-11 bulan di Kelurahan Gunung Batu 88,6 persen, Loji 101,6 persen, Pasir Jaya 95,6 persen, dan Mulyaharja 91,1 persen.

Retno menegaskan, cakupan imunisasi yang rendah di tahun-tahun sebelumnya juga dapat menjadi faktor pendukung. Perlu penyelidikan epidemiologi lebih lanjut untuk penentuan faktor penyebabnya

“Dari data tersebut, rendahnya cakupan imunisasi menjadi faktor pendukung adanya kasus positif di suatu wilayah. Selain itu, faktor transmisi dari daerah perbatasan dengan kelurahan atau kabupaten atau kota yang terdampak,”ujar Retno

Meski demikian, Retno mengimbau puskesmas dan RS se-Kota Bogor untuk meningkatkan sistem kewaspadaan dini, dengan cara memperkuat kinerja surveilans campak melalui pemantauan wilayah setempat (PWS), pelaksanaan promosi kesehatan tentang bahan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) pada anak dan pemenuhan status imunisasi dasar lengkap di wilayah.

Baca Juga: DPRD Kota Bogor Siapkan Raperda Penyelenggaraan Ibadah Haji

Sementara di tahun 2023, hingga 25 Januari lalu, Dinkes sudah mengirimkan 87 sampel kasus suspek campak ke Laboratorium Bio Farma Bandung. Namun hingga saat ini pihak Dinkes masih menunggu keterangan hasil.

Load More