SuaraBogor.id - Pengamat Politik Universitas Djuanda Bogor, Gotfridus Goris Seran mengomentari ucapan Plt Bupati Bogor, Iwan Setiawan yang menuai kontroversi usai mengaku khilaf mengatakan "Siap Injak Al Quran" beberapa waktu lalu.
Ia menyebut, diksi "Siap Injak Al Quran" untuk menyangkal adanya isu jual-beli jabatan di Pemerintah kabupaten Bogor merupakan pemilihan diksi yang tidak semestinya keluar dalam mulut orang nomor satu di Bumi Tegar Beriman.
"Sebagai pimpinan daerah, Plt Bupati Bogor tidak pantas mengucapkan pernyataan seperti itu karena dapat berdampak terhadap masyarakat dan daerah," kata Seran, sapaan karibnya, Selasa (28/2/2023).
Kata Seran, pernyataan tersebut menjadi lebih tidak pantas lagi karena Iwan Setiawan berasal dari keluarga yang memiliki latar belakang agama yang kuat.
Baca Juga: Pernah Ngomong Berani Injak Al Quran, Plt Bupati Bogor Minta Maaf: Manusia Tempatnya Khilaf
"Diksi “siap menginjak Al Quran” menunjukkan sikap men-downgrade agama yang semestinya Iwan Setiawan sebagai pimpinan daerah tegakkan dan beri contoh yang baik. Dalam hal ini, memang tidak ada hukuman apapun, akan tetapi secara moralitas bukanlah suatu kepantasan bagi seorang pimpinan daerah," papar dia.
Selain itu, ucapan kontroversi itu juga dinilai akan mempengaruhi suara partai Gerindra di Kabupaten Bogor. Ditambah, Iwan Setiawan merupakan Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Bogor.
"Sebagai pimpinan partai, Iwan Setiawan sebagai Ketua DPC Partai GERINDRA Kabupaten Bogor semestinya berpikir berkali-kali sebelum mengungkapkan pernyataan publik," papar dia.
Terlebih, lanjut seran, tahun 2023 merupakan tahun politik, dimana atmosfir dan suhu politik terus menanjak menuju Pemilu dan Pilkada 2024.
"Pernyataan demikian diingat dan dicatat oleh masyarakat sebagai isu politik yang kontraproduktif. Dampaknya tentu saja tidak menjadi insentif elektoral yang memadai buat Iwan Setiawan untuk berkontestasi sebagai calon bupati dalam Pilkada Bogor 2024," papar dia.
Lebih jauh lagi, ucapan kontroversi itu akan juga berdampak negatif terhadap Prabowo Subianto yang merupakan pimpinan partai Gerindra yang sempat menang suara besar di Bumi Tegar Beriman.
"Dampak negatif juga dapat menerpa Partai GERINDRA sebagai peserta Pemilu 2024 dan mengusung Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden. Diksi “siap menginjak Al Quran” melemahkan reputasi dan political image yang kemudian berbanding lurus dengan menurunkan elektabilitas," tutup dia.
Kontributor : Egi Abdul Mugni
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
Oh Nasibmu MU: Tak Pernah Kalah, Sekali Tumbang Justru di Laga Final
-
Tottenham Hotspur Juara Liga Europa, Akhiri 17 Tahun Puasa Gelar
-
5 Rekomendasi Skincare Wardah Terbaik, Bahan Alami Aman Dipakai Sehari-hari
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
-
Mobilnya Dikritik Karena Penuh Skandal, Xiaomi Malah Lapor Warganet ke Polisi
Terkini
-
17 Bangunan Liar di Cibinong Raya Ditertibkan, PKL Digeser ke Lokasi Baru
-
Spesial Rabu 21 Mei! DANA Kaget Siap Diburu, Jangan Sampai Ketinggalan Cuan
-
Ketua DPRD Bogor Gaungkan Pentingnya Kelestarian Lingkungan di Tengah Isu Pencemaran Industri
-
Detik-Detik Penemuan Bayi di Material Bangunan Bogor, Berawal dari Suara 'Kucing'
-
Aksi Begal Kembali Gentayangan di Bogor, Pelajar Luka Parah dan Motor Dibawa Kabur