SuaraBogor.id - KH Soleh Iskandar merupakan pejuang kemerdekaan Indonesia yang tidak akan pernah dilupakan oleh masyarakat Bogor, Jawa Barat.
Bahkan, kiprah perjuangan ulama kelahiran 22 Juni 1922 itu diabadikan dalam sebuah jalan Nasional di Bogor.
Lahir di Desa Pasarean, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, beliau saat menjadi seorang santri mulai aktif memperjuangkan Indonesia dari jajahan Jepang.
Dengan masuk menjadi bagian dari laskar Hizbullah, beliau dengan ulama dan santri di Bogor Barat berhasil mengusir Jepang.
Tak hanya saat masa penjajahan, KH Soleh Iskandar pun tak henti berjuang hingga dengan masa perang kemerdekaan atau perang Revolusi Nasional yang terjadi pada 1945-1949 yang dilakukan tentara Sekutu (Belanda dan Inggris) melawan bangsa Indonesia.
Bahkan, pada masa itu, KH Soleh Iskandar dipercayai sebagai Komandan Yon IV, Brigade Tirtayasa Divisi Siliwangi karena kemampuan dia dalam perang melawan Sekutu khususnya di Bogor Barat.
Hancurkan Tank dengan Air Kencing
Para tentara yang di bawah naungan KH Soleh Iskandar itu sangat kental dengan kepercayaannya terhadap agama Islam, sehingga mereka berani mati demi mempertahankan tanah air dari para Sekutu. Sebab mereka percaya bahwa mati dalam medan perang akan diberikan khusnul khatimah.
Segala cara untuk mengusir sekutu dilakukan mulai dari hal yang logis hingga dengan hal yang diyakini oleh para tentara tersebut.
Baca Juga: 6 Ide Lomba 17 Agustus Unik untuk Meriahkan HUT Kemerdekaan Indonesia
Di masa perang kemerdekaan, para tentara yang di bawah kendalinya berhasil menghancurkan Tank Baja buatan Jerman hanya dengan air kencing.
Inisiatif dan kepercayaan itu mereka lakukan di tengah keterbatasan senjata perang yang mereka miliki. Sebab, di masa perang itu, menghancurkan Tank Baja sangatlah sulit untuk dilakukan.
“Mereka berhasil menghancurkan tank baja, buatan Jerman. Sebetulnya di masa ini, menghancurkan sebuah tank itu adalah hal yang luar biasa dengan senjata yang memadai, itu juga kan senjata hasil rampasan perang, itu di zaman Belanda, jaman perang kemerdekaan,” kata Sejarawan asal Desa Pasarean, Lisda Dona Lisdiana, Minggu 13 Agustus 2023.
Saat itu, kata dia, Tank Baja yang digunakan para sekutu itu kehabisan bahan bakar. Sehingga, para tentara KH Soleh Iskandar itu, mengencingi Meriam Tank Baja tersebut. Para tentara itu meyakini bahwa dengan mengencingi Meriam Tank itu, Tank Baja tidak akan menyala.
“Saat itu mereka kehabisan bahan bakar, kemudian saat kehabisan bahan bakar itu, jadi ide dari masyarakat sini, ya udah supaya gak nyala lagi, kita pipisin saja moncong peluru itu, sehingga benar saja tidak nyala,” jelas dia.
“Mungkin terdengar aneh, tapi itu benar adanya. Tank Baja yang akan digunakan untuk perang itu tidak berfungsi,” lanjut Guru Sejarah SMK Ibnu Hajar Pasarean itu.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Miliano Jonathans: Hati Saya Hancur
- Dari Premier League Bersama Crystal Palace Kini Main Tarkam: Nasib Pilu Jairo Riedewald
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Dicari para Karyawan! Inilah Daftar Mobil Matic Bekas di Bawah 60 Juta yang Anti Rewel Buat Harian
Pilihan
-
Viral! Ekspresi Patrick Kluivert Saat Kibarkan Bendera Merah Putih di HUT RI-80, STY Bisa Kaya Gitu?
-
Tampak Dicampakkan Prabowo! "IKN Lanjut Apa Engga?" Tanya Basuki Hadimuljono
-
Tahun Depan Prabowo Mesti Bayar Bunga Utang Jatuh Tempo Rp600 Triliun
-
5 Rekomendasi HP Realme Murah Terbaik Agustus 2025, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
Kontroversi Royalti Tanah Airku, Ketum PSSI Angkat Bicara: Tidak Perlu Debat
Terkini
-
Fakta Baru Bentrok Maut Jasinga: Korban Tewas Diduga Bawa Parang, Provokator Kabur Matikan HP
-
Update Bentrok Maut Jasinga: Polisi Buru Provokator yang Kabur dan Matikan HP
-
Perayaan HUT RI ke-80 Berujung Maut: Warga Jasinga Tewas Dibacok Usai Laga Sepak Bola
-
Butuh Tarik Tunai Tengah Malam? Ini Dia Rekomendasi ATM 24 Jam di Leuwiliang Bogor
-
Bupati Bogor Rombak Kabinet: 4 Fakta Penting di Balik 7 Kursi Panas yang Masih Kosong