Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Jum'at, 03 November 2023 | 10:15 WIB
Heboh Konsep Pembangunan Kota Depok di Masa Depan, Pengamat Tata Kota Sebut Mudah Macet dan Sempit
Ilustrasi Kota Depok. (ANTARA/Foto: Feru Lantara)

Sehingga menurutnya solusinya, pertama memang harus ada upaya untuk memperbaiki sistem layanan publiknya. Artinya di Kota Depok harus membangun finder yang terintegrasi dengan layanan angkutan umum seperti KRL.

"Tapi KRL pun saya kira sudah sangat jenuh lah ya untuk wilayah Depok. Satu hal lagi ya menurut saya agar tidak terjadi kemacetan itu, Depok itu harus ada redistribusi fungsi. Misalnya contoh, orang ke Margonda itu kemana sih? Ada ngga sih rumah sakit disitu, ada ngga sih sekolah di situ," ujar Yayat

Sehingga bisa tidak semua rumah sakit yang bagus, sekolah yang bagus itu disebar ke semua pusat-pusat pertumbuhan yang ada di Depok. Sehingga orang tidak lagi mau apa-apa harus ke Margonda.

"Misalnya ke Sawangan atau daerah lain di Kota Depok. Jadi pola perjalanan itu tidak terlalu jauh," tukas Yayat.

Baca Juga: Hendak Pergi ke Pasar, Wanita di Depok Terkena Tembakan Senapan Angin hingga Pipi Bolong

Kemudian, untuk mengembangkan kota Depok, bisa tidak Kota Depok menjadi pusat ekonomi baru, tidak harus ke Jakarta.

"Tapi susahkan, Depok kan pemukiman untuk melayani Jakarta. Jadi orang Depok untuk melayani, kerja utamanya ke Jakarta. Dulukan Depok dikonsep seperti kota asrama. Dia datang, makan, tidur, dan kerja lagi ke Jakarta, sama seperti Bekasi," papar Yayat.

Namun, jika Depok ingin menjadi Kota Metropolitan, Yayat mengatakan, metropolitan yang seperti apa? Kota metropolitan yang mandiri, atau setengah hati.

"Kalau kota metropolitan yang mandiri seperti Jakarta yang ngga akan cukup. Kalau duitnya banyak, bisa bangun, bisa bangun MRT bangun LRT karena uangnya cukup," tukas Yayat.

Kontributor: Rubiakto

Baca Juga: Menteri Luar Negeri Belanda Beri Kuliah Umum di UIII, Bahas Climate Change

Load More