Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Rabu, 08 November 2023 | 11:40 WIB
Ketua BEM UI Melki Sedek Huang (kiri). (IG)

SuaraBogor.id - Kebebasan berekspresi di kalangan mahasiswa kerap mendapatkan intimidasi dari aparat keamanan, hal tersebut disampaikan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), Melki Sedek Huang.

Menurutnya, saat ingin menggelar acara diskusi dirinya kerap diteror aparat penegak hukum untuk membatalkan kegiatannya.

"Pokoknya setiap BEM mau bikin diskusi saya selalu di telpon sama temen-temen Polda Metro Jaya, ditelpon temen-temen Polres, ditelpon Baintelkam dan Bareskrim mabes polri, Disuruh apakah diskusinya bisa dibatalkan, disuruh apakah diskusinya bisa online aja, dan bisa ngga dialihkan jadi ini jadi itu," kata Melki, kepada Suarabogor.id Rabu (7/11/2023).

Dengan tegas dia mengatakan boleh dialihkan namun itu menjadi agenda dan acara baru. Sementara kegiatan yang sudah diagendakan harus tetap berjalan.

Baca Juga: Tim Safety Riding Promotion Wahana Honda Gelar Edukasi Perilaku Berkendara di Kampus Universitas Indonesia

"Boleh dialihkan, boleh diubah menjadi online, tapi artinya jadi acara baru dan perlawanan baru, tapi acara hari ini tetap jalan," tukas Melki.

Menurutnya intimidasi selalu ada, bahkan dia menceritakan sekitar seminggu yang lalu ibunya di Pontianak sempat didatangi aparat TNI dan Polisi untuk menanyakan kepulanhan Melki.

"Ibu saya dirumah telp. Ada orang dari aparat tentara TNI dan aparat Kepolisian datang ke rumah nanya-nanya ke ibu saya, tanya kira-kira Melki balik ke Pontianak, kampung saya kapan, Melky kira-kira kebiasaannya tiap malam ngapain," kata Melki.

Tidak hanya itu, bahkan gurunya di SMA Negeri 1 Pontianak juga kerap mendapatkan telpon dari aparat.

"Menjelang putusan MK guru saya ditanya, Melki itu waktu disekolah bagaimana, melki itu tiap hari kebiasannya apa dan sebagainya," tukas Melki.

Baca Juga: Petinggi UI Mohammad Amar Khoerul Uman Jadi Tersangka Baru Kasus Korupsi BTS

Menurutnya, ini bukan soal Melki, tapi banyak juga teman-teman BEM, teman-teman gerakan mahasiswa, teman-teman gerakan rakyat civil society juga mengalami hal yang sama.

"Bukan hanya saya saja, tapi artinya ada yang salah dari konsepsi demokrasi sampai harusnya semua orang yang kritik, semua orang yang kritis, semua orang yang menyampaikan pendapat terus diintimidasi dan direpresi sampai segininya," tukas Melki.

Sehingga dia menghimbau kepada teman-teman BEM yang selama ini kritis, temen-temen yang sekarang berusaha melawan, jaga diri masing-masing karena kondisi kekuasaan semakin mengkhawatirkan.

"Tapi tidak satupun dari ancaman-ancaman itu yang membuat kita gentar, artinya, kalo kita semakin banyak diancam berarti kita sudah di jalan yang benar," tukas Melki.

Kontributor: Rubiakto

Load More