Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Sabtu, 20 Januari 2024 | 22:29 WIB
Bakal calon presiden Prabowo Subianto (kiri) berbincang dengan bakal calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka (kanan) saat menjawab pertanyaan wartawan jelang deklarasi dan pendaftaran sebagai capres dan cawapres di Kertanegara, Jakarta, Rabu (25/10/2023). [ANTARA FOTO/Galih Pradipta].

SuaraBogor.id - Peluang capres no 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memiliki peluang sangat besar pada Pemilu 2024 kali ini, lantaran memiliki hasil survei yang sangat tinggi.

Sedangkan capres no 1 Anies Baswedan dan Cak Imin serta capres 03 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, memiliki hasil survei di bawah pasangan Prabowo-Gibran.

Berdasarkan hasil survei indEX (Indonesia Elections and Strategic), elektabilitas Prabowo-Gibran semakin tinggi dengan raihan mencapai angka 51,1 persen.

Disusul dengan paslon no 1 Anies-Imin elektabilitas dengan raihan angka 22,3 persen. Kemudian pasangan capres-cawapres paslon 03 Ganjar-Mahfud dengan raihan 18,6 persen.

Baca Juga: Petani se-Indonesia Dukung Prabowo-Gibran, Fadli Zon: Punya Catatan Baik di Sektor Pertanian

Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni mengutip dari Antara mengatakan, bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran stabil dibandingkan dengan kedua capres lainnya.

Dia menjelaskan, angka tersebut tidak banyak berubah dari survei pada November dan Desember 2023 dengan elektabilitas di atas 50 persen. Saat pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), pasangan Prabowo-Gibran baru mencatatkan elektabilitas sebesar 43,8 persen.

Jika tidak ada perubahan yang signifikan, pemilihan presiden 2024 diprediksi akan berlangsung dalam satu putaran.

Menurut Vivin, dibandingkan kedua pasangan yang lain, pasangan Prabowo-Gibran bisa dikatakan yang paling aman.

“Pasangan dengan nomor urut dua tersebut berhasil menjaga kesolidan basis pendukungnya, bahkan naik tipis dalam dua bulan,” kata Vivin.

Baca Juga: Bogor Perlu Antisipasi Gangguan Pemilu 2024 Akibat Cuaca Buruk

Sebelumnya, Prabowo-Gibran bahkan mengalami lonjakan elektabilitas, dari sebelumnya masih berkisar 40 persen.

“Jika ditarik ke belakang lagi, elektabilitas Prabowo masih di bawah 30 persen pada Agustus 2023, bersaing ketat dengan Ganjar dalam simulasi banyak nama,” ujarnya.

Elektabilitas keduanya sama-sama meningkat ketika sudah mendapatkan pasangan cawapres, menjelang masa pendaftaran.

“Tetapi hanya dalam sebulan kemudian, Prabowo-Gibran melejit, sedangkan Ganjar-Mahfud justru melorot,” lanjut Vivin.

Kehadiran sosok cawapres membuat publik bisa mengerucutkan pilihan dan menilai secara pasangan calon secara lebih jelas.

“Hasilnya, Prabowo-Gibran berhasil menyerap dukungan terbesar, dan terus meningkat hingga menembus batas aman 50 persen,” terang Vivin.

Digelarnya debat capres-cawapres oleh KPU makin menegaskan pilihan publik terhadap Prabowo-Gibran.

Sebaliknya dengan Ganjar-Mahfud, yang kemudian elektabilitasnya turun lagi seperti pada saat Ganjar belum dipasangkan.

Sementara itu dukungan terhadap Anies-Muhaimin cenderung landai, padahal pasangan tersebut yang paling awal dideklarasikan, jauh sebelum masa pendaftaran.

Turunnya performa Ganjar-Mahfud menciptakan dinamika pada kedua pasangan tersebut, serta para pemilih yang menentukan pilihan (swing voters).

Persaingan pun terjadi antara kedua pasangan untuk memperebutkan peringkat kedua.

“Kubu Anies-Muhaimin maupun Ganjar-Mahfud sudah mengubur harapan bisa menang pada pencoblosan 14 Februari 2024, dan mendorong wacana pemilu bisa berjalan dalam dua putaran,” kata Vivin.

Kedua kubu pun mulai memunculkan wacana kerja sama untuk menghadapi putaran kedua.

Dengan mulai stabilnya elektabilitas antara ketiga pasangan, peluang tersebut semakin mengecil.

“Kubu Prabowo-Gibran juga masih perlu menambah dukungan terutama dari swing voter, jika ingin memastikan Pilpres selesai dalam satu putaran,” tuturnya.

Survei Index Research dilakukan pada 3-9 Januari 2024 terhadap 1.200 orang mewakili semua provinsi. Responden dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) dan diwawancara tatap muka. Margin of error survei sebesar sekitar 2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Load More