SuaraBogor.id - Pj Bupati Bogor Asmawa Tosepu meminta agar data penderita atau anak-anak yang terdeteksi Stunting meningkat di Kabupaten Bogor tidak ditutup-tutupi.
Berdasarkan data yang dihimpun, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) di Kabupaten Bogor sebesar 27,6 persen naik 2,7 persen jika dibanding dengan tahun 2022 yakni 24,9 persen.
Hasil penimbangan e-PPGBM angka stunting di Kabupaten Bogor pada 2023 sebanyak 6.231 anak atau 1,59 persen, turun sebanyak 12.435 anak atau 3,19 persen dibanding tahun 2022 yaitu 18.666 anak atau 4,78 persen.
Sementara jumlah keluarga dengan risiko stunting tahun 2023 sebanyak 255.484 dari 890.144 KK atau 28,7 persen. Jumlah itu naik dibanding tahun 2022 yang tercatat 143.105 keluarga dari 345.217 KK.
"Penanganan stunting di Kabupaten Bogor dilakukam secara kolaboratif lintas sektor, termasuk tim penggerak PKK, seperti iminisasi, pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri dan ibu hamil, pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan balita, serta pemantauan pertumbuhan balita," katanya kepada wartawan, dikutip dari Metropolitan -jaringan Suara.com, Rabu (15/5/2024).
Ia menyebut masih banyak indikator lain yang masih di bawah target nasional sehingga perlu menjadi perhatian bersama.
"Sehingga saya minta seluruh stakeholder di Kabupaten Bogor menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yang kekurangan gizi di daerahnya. Kita harus bersama-sama mengentaskan ini," pintanya.
Dalam hal ini Asmawa juga mengimbau kepada seluruh pihak yang mampu, diwajibkan untuk mengangkat (membantu) satu anak yang berpotensi stunting dan ibu hamil.
“Saya sudah memerintahkan kepada OPD terkait untuk segera menyusun regulasi kebijakan adanya orang tua asuh Stunting jadi semua saya minta, masing-masing punya anak angkat yang sudah terindikasi Stunting dan ibu hamil. Penurunan angka Stunting ini harus dilakukan bersama-sama bukan hanya pemerintah,” imbuhnya.
Baca Juga: Belum ada Bacalon Independen Penuhi Syarat Dukungan di Pilkada Bogor
Asmawa juga menegaskan serta meminta kepada pihak terkait untuk tidak menutup-nutupi update jumlah penderita atau terdeteksi Stunting di Kabupaten Bogor, guna penanganannya dilakukan secara bersama-sama.
"Jangan ditutupi. Nanti data akan berbicara," pintanya.
Upaya Pemkab Bogor untuk mempercepat penurunan angka stunting juga dengan melakukan Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Bogor.
Menurut dia, penurunan angka stunting adalah pekerjaan besar pemerintah baik pusat, provinsi maupun daerah termasuk Kabupaten Bogor.
Salah satunya dengan rembuk stunting melalui 8 agenda penurunan prevalensi stunting.
"Hari ini Pemerintah Kabupaten Bogor melaksanakan salah satu agenda dari 8 agenda penurunan prevalensi stunting secara nasional yaitu rembuk stunting. Rembuk ini dihadiri oleh seluruh stakeholder dalam rangka penurunan angka stunting," tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
BRI 130 Tahun, Menjaga Warisan Kerakyatan dan Melaju dalam Transformasi Digital
-
Jadwal KRL Bogor-Jakarta 15 Desember 2025: Keberangkatan Awal hingga Kereta Terakhir
-
Modal 900 Ribuan! Ini Rekomendasi Sepeda Bapak-Bapak di Bawah Rp1 Juta yang Masih Layak Pakai
-
Bukan Sopir Tetap! Ini Pengakuan Kepala SPPG Utara Soal Mobil Maut Penabrak 18 Siswa dan Guru SD
-
Dukungan Rumah BUMN BRI Dorong Malessa Naik Kelas dan Siap Ekspor