SuaraBogor.id - Miris mungkin kata itu tepat jika ditunjukkan kepada dua sekolah dasar negeri di Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat lantaran harus sekolah di sebuah tenda.
Para siswa yang belajar di tenda itu lantarasekolah mereka ambruk lantaran lapuk dimakan usia.
Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan bangunan SDN Budisetra dan Ciawitali yang rusak sehingga siswanya belajar di tenda akan diperbaiki dengan cara digabung karena jumlah siswa yang hanya puluhan orang dan terletak di satu wilayah.
"Untuk perbaikan sekolah di Kecamatan Agrabinta itu, sudah masuk dalam anggaran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) 2024, dan segera ditenderkan," katanya.
Herman menjelaskan, pembangunan akan dilakukan di SDN Budisetra dengan jumlah kelas yang dibangun dua unit, namun akan ditambah sesuai kebutuhan dan akan digunakan bersama atau digabung dengan SDN SDN Ciawitali.
Terlebih, ungkap dia, wilayah Ciawitali rawan bencana alam, sehingga pemerintah daerah akan merelokasi perkampungan ke daerah yang dinilai aman serta akses jalan yang rusak akan diperbaiki agar aktifitas warga tidak terhambat terutama aktifitas perekonomian dan pendidikan.
"Kami akan merelokasi perkampungan warga dan memperbaiki akses jalan agar aktifitas warga kembali normal terutama aktifitas pendidikan lebih dekat dan nyaman, sehingga saat dua sekolah digabung tidak memberatkan siswa dan orang tua," katanya.
Seperti diberitakan puluhan siswa di dua SDN di Desa Bojongkaso, Kecamatan Agrabinta, terpaksa menjalani proses belajar mengajar di bawah tenda darurat yang dibangun sekolah menjadi ruang kelas karena bangunan sekolah ambruk sejak beberapa tahun terakhir.
Kedua sekolah tersebut, SDN Ciawitali dan SDN Budisetra lokasinya terletak di pelosok wilayah selatan yang berjarak 150 kilometer dari pusat kota Cianjur dengan medan jalan yang sulit dilalui karena kondisinya rusak.
Baca Juga: Surga Tersembunyi di Cianjur, Air Terjun Menawan dan Pemandangan Pesisir yang Memukau
SDN Ciawitali yang dibangun tahun 1979 awalnya memiliki empat ruang kelas, saat ini tersisa satu bangunan kecil berukuran sekitar 4x5 meter dengan kondisi yang sudah tidak layak pakai, tiga ruang kelas sudah rata dengan tanah belum pernah mendapat bantuan. [Antara].
Berita Terkait
Terpopuler
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Miliano Jonathans: Hati Saya Hancur
- Dari Premier League Bersama Crystal Palace Kini Main Tarkam: Nasib Pilu Jairo Riedewald
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Dicari para Karyawan! Inilah Daftar Mobil Matic Bekas di Bawah 60 Juta yang Anti Rewel Buat Harian
Pilihan
-
Viral! Ekspresi Patrick Kluivert Saat Kibarkan Bendera Merah Putih di HUT RI-80, STY Bisa Kaya Gitu?
-
Tampak Dicampakkan Prabowo! "IKN Lanjut Apa Engga?" Tanya Basuki Hadimuljono
-
Tahun Depan Prabowo Mesti Bayar Bunga Utang Jatuh Tempo Rp600 Triliun
-
5 Rekomendasi HP Realme Murah Terbaik Agustus 2025, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
Kontroversi Royalti Tanah Airku, Ketum PSSI Angkat Bicara: Tidak Perlu Debat
Terkini
-
Fakta Baru Bentrok Maut Jasinga: Korban Tewas Diduga Bawa Parang, Provokator Kabur Matikan HP
-
Update Bentrok Maut Jasinga: Polisi Buru Provokator yang Kabur dan Matikan HP
-
Perayaan HUT RI ke-80 Berujung Maut: Warga Jasinga Tewas Dibacok Usai Laga Sepak Bola
-
Butuh Tarik Tunai Tengah Malam? Ini Dia Rekomendasi ATM 24 Jam di Leuwiliang Bogor
-
Bupati Bogor Rombak Kabinet: 4 Fakta Penting di Balik 7 Kursi Panas yang Masih Kosong