Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Senin, 07 April 2025 | 01:32 WIB
Ilustrasi Sopir angkutan kota (Angkot) Puncak Bogor. [ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa].

SuaraBogor.id - Belakangan ini viral di media sosial terkait pemotongan dana kompensasi yang diberikan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kepada para sopir angkot di wilayah Puncak Bogor, Jawa Barat.

Menanggapi hal itu, Bupati Bogor Rudy Susmanto menegaskan akan mencopot langsung oknum anggota Dishub jika terbukti memotong dana sopir angkot.

Rudy Susmanto juga memastikan tidak ada keterlibatan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dalam pemotongan dana kompensasi yang diberikan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tersebut.

Hal tersebut diungkapkan seiring dengan beredarnya kabar pemotongan dana kompensasi kepada sopir angkot, agar tidak beroperasi selama liburan lebaran.

Baca Juga: Neraka Macet di Puncak Bogor, Jalur Alternatif Cibalok Bikin Wisatawan Sengsara

"Kalau ada anggota dari Dinas Perhubungan (Dishub) yang terbukti memotongan dana tersebut. Jangan tunggu nanti, hari ini saya copot," kata Rudy Susmanto, Minggu (6/4/2025).

Rudy juga mengaku telah menginstruksikan Dishub memanggil pihak-pihak terkait. Mulai dari Organda, sopir angkot hingga komunitas yang menaungi para sopir angkot.

"Saya meminta Dishub rapat dengan pihak-pihak terkait agar semuanya terbuka," paparnya.

Dana kompensasi berupa uang Rp1 juta dan sembako dengan harga Rp500 ribu itu sejatinya diterima oleh 651 sopir yang beropersi di tiga trayek yakni Cisarua, Cibedug dan Pasir Muncang.

Sebelumnya, Kepala Bidang Lalulintas dan Angkutan pada Dishub Kabupaten Bogor, Dadang Kosasih mengaku jika Dishub dan Organda sempat menjadi yang tertuduh dalam masalah ini.

Baca Juga: Kades di Bogor Terbukti Minta THR Rp165 Juta ke Perusahaan, Rudy Susmanto Perintahkan Inspektorat

"Hari ini, kami dengan pemilik kendaraan sudah sepakat bahwa yang tersampaikan ke Gubernur itu sama sekali tidak benar," paparnya.

Namun, lanjut Dadang, Kelompok Koperasi Serba Usaha (KKSU) menerima imbalan dari para sopir tersebut sebagai bentuk terimakasih dengan nominal variatif, mulai dari Rp50 ribu hingga Rp200 ribu.

"Tidak ada pemungutan yang Rp200 ribu, namun ada keikhlasan dari masing-masing sopir memberikan uang secara sukarela kepada KKSU, ada yang memberi Rp 50 ribu, Rp 100 ribu, hingga Rp 200 ribu," kata Dadang.

Total uang yang sempat diterima pengurus KKSU sebesar Rp 11.200.000 telah dikembalikan kepada sopir yang berhak menerimanya.

"Tadinya, sopir memberikan seikhlasnya ke KKSU, tetapi kemudian berkembang isu mengenai pemotongan Rp 200 ribu. Hal ini sudah diklarifikasi dan uang tersebut sudah dikembalikan," ungkapnya.

Destinasi Wisata Anti Macet di Bogor

Kawasan Puncak Bogor menjadi destinasi wisata nasional yang digemari oleh para pengunjung karena keasrian alam dan kesejukan udaranya.

Meski bermacet-macetan, para wisatawan rela menghabiskan waktunya demi menghirup udara segar yang tak ditemukan di Jakarta.

Namun, bagaimana jika udara segar dan keasrian alam itu didapatkan tanpa perlu bermacetan di Puncak? Tentu ini akan menjadi alternatif wisata orang-orang kota untuk mengurangi waktu yang membosankan ketika bermacetan.

Tidak banyak yang tau, destinasi wisata di Kabupaten Bogor ternyata bukan hanya Puncak yang menyuguhkan wisata alam yang Instagramable dan membuat nyaman pengunjungnya.

Para wisatawan tidak perlu khawatir adanya pungutan liar yang terkenal di Kabupaten Bogor, berikut destinasi wisata alam alternatif, tanpa macet dan pungli:

1. Gunung Salak Endah (GSE) TNGHS

Wisata Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) jalur Gunung Salak Endah (GSE) menjadi urutan pertama wisata alternatif selain Puncak.

Pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan pedesaan yang indah di atas Bukit saat hendak memasuki gerbang TNGHS jalur GSE atau Lokapurna.

Pengunjung tidak perlu khawatir adanya kemacetan mengular seperti di Puncak. Tak hanya itu, pengelolaan GSE, Darul Dinar bahkan memastikan tidak ada pungli di Jalur Lokapurna. Pengunjung hanya membayar masuk gerbang dan destinasi wisata alam yang akan dipilih.

"Pengunjung hanya membayar uang masuk gerbang dan membayar destinasi wisata yang diinginkan. Saya pastikan tidak ada pungli, pembayaran sesuai dengan peraturan yang berlaku," jelas dia.

Selain menikmati alam, para pengunjung yang hendak bermalam juga bisa memesan atau memboking penginapan yang terjangkau di kawasan GSE itu.

"Harganya mulai dari Rp300 untuk satu kamar hingga Rp7 juta untuk acara ramai seperti family gathering," jelas dia.

2. Lembah Cipanas Kepala 3, Ciasmara Pamijahan

Masih di Kecamatan Pamijahan, Destinasi wisata alam lainnya yakni Lembah Cipanas Kelapa 3 di desa Wisata Ciasmara yang menyuguhkan pemandangan indah dan camping lebih nikmat.

Bagaimana tidak, wisatawan bisa berkemah di hadapan gemercik air sungai dengan pemandangan sawah yang hijau khas perkampungan desa.

Destinasi wisata ini juga menyuguhkan pemandian air panas. Di tengah dinginnya cuaca Bogor, mandi air panas menjadi solusi menikmati kuasa tuhan.

Harga tiket masuk untuk yang camping saat weekend dikenakan biaya sebesar Rp 35.000, weekday Rp 30.000, tidak camping Rp 20.000 , dan tiket parkir kendaraan Rp 5.000.

3. Destinasi Wisata Lainnya

Jika kamu hanya butuh meresfresh pikiran dari pekerjaan-pekerjaan dan tidak ingin bermalam, Kabupaten Bogor menyediakan banyak lokasi untuk sekedar menghirup udara segar.

Bagi pengunjung dari Jakarta dan sekitarnya, para wisatawan bisa mengunjungi puluhan destinasi wisata yang berada di Sentul. Namun, para pengunjung disarankan untuk mencari tahu terlebih dahulu apakah destinasi wisata yang hendak dikunjungi itu rawan pungli atau tidak.

Sebab, meski banyak destinasi wisata alam yang sejuk, tidak sedikit pengunjung kapok karena banyak oknum yang melakukan pungli kepada wisatawan.

Load More