Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Kamis, 17 April 2025 | 14:08 WIB
Seekor panda (Ailuropada melanoleuca) asal China di Istana Panda Indonesia, Taman Safari Indonesia Bogor, Jawa Barat, Sabtu (14/9). [Suara.com/Oke Atmaja]

SuaraBogor.id - Baru-baru ini publik dihebohkan oleh aduan para mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) ke Wakil Menteri HAM Mugiyanto.

Aduan dari eks sirkus OCI itu terkait pekerjaan mereka di Taman Safari Indonesia. Tentu saat ini kasus itu menjadi sorotan publik.

Menanggapi persoalan pengaduan eks sirkus OCi ke Wamen HAM, Taman Safari Indonesia (TSI) Group tentunya langsung mengeluarkan sebuah pernyataan.

Head of Media and Digital Taman Safari Indonesia Group Finky Santika Nh dalam keterangannya menjelaskan bahwa TSI Group tidak memiliki keterkaitan ataupun hubungan bisnis dengan para mantan pemain sirkus yang tergabung dalam OCI.

Baca Juga: Dirut TSI Bantah Eksploitasi: Kami Justru Rawat dan Selamatkan Mereka dari Prostitusi

"Kami memahami bahwa dalam forum tersebut terdapat penyebutan nama-nama individu. Namun, kami menilai bahwa permasalahan tersebut bersifat pribadi dan tidak ada kaitannya dengan Taman Safari Indonesia Group secara kelembagaan," ungkap Finky.

Ia meminta agar nama dan reputasi Taman Safari Indonesia Group tidak disangkutpautkan dalam permasalahan yang bukan menjadi bagian dari tanggung jawab perusahaan.

Terutama, kata dia, aduan tersebut disampaikan tanpa bukti yang jelas karena dapat berimplikasi pada pertanggungjawaban hukum.

"Kami mengajak masyarakat untuk bersikap bijak dalam menyikapi informasi yang beredar di ruang digital dan tidak mudah terpengaruh oleh konten yang tidak memiliki dasar fakta maupun keterkaitan yang jelas," ujarnya.

Sebelumnya Komisaris TSI Tony Sumampau yang juga aktif di OCI bertindak sebagai pelatih hewan, menerangkan, OCI dan Taman Safari Indonesia merupakan dua badan hukum yang berbeda.

Baca Juga: Ketua DPRD Bogor Tunggu Hasil Pemeriksaan Tim Saber Pungli Soal THR dan Pemotongan Kompensasi Sopir

Isu ini pernah mencuat pada 1997 dan ditangani Komnas HAM yang kala itu dipimpin Ali Said, dan hasil penelusurannya ditemukan anak-anak tersebut berasal dari satu daerah di Jakarta.

Load More