Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Minggu, 01 Juni 2025 | 21:05 WIB
Turis asal Jepang, Ogata, di Alun-Alun Kota Bogor [Pemkot Bogor]

SuaraBogor.id - Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim menyambut langsung kedatangan turis asal Jepang, Ogata, di Alun-Alun Kota Bogor, Jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor, Kamis (29/5/2025) lalu. 

Ogata sempat menjadi perhatian publik tahun lalu setelah mengunggah pengalamannya yang kurang menyenangkan saat menaiki angkot di Bogor. 

Ia mengaku merasa tidak nyaman karena adanya pengamen yang berperilaku intimidatif. Video yang ia unggah pun viral dan memicu respons cepat dari Pemkot Bogor.

Sambutan ini menjadi simbol komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dalam memperbaiki kenyamanan dan keamanan wisatawan yang datang berkunjung.

Baca Juga: Horor di Exit Tol Sentul Bogor, Mobil Ringsek Tak Berbentuk

Dedie Rachim menuturkan bahwa sejak kejadian itu, Pemkot Bogor segera mencari cara untuk mengetahui keberadaan Ogata agar bisa menyampaikan permintaan maaf secara langsung.

“Alhamdulillah setelah melalui berbagai proses, kami tentu harus mencari Ogata-san. Saat itu videonya viral karena merasa terganggu saat naik angkot, terintimidasi oleh pengamen yang bertato, mulut bau alkohol, dan berkata kasar,” ujar Dedie Rachim.

Ia menjelaskan bahwa berkat laporan dari Ogata, ternyata banyak warga Kota Bogor yang memiliki keresahan yang sama. Oleh karena itu, Pemkot Bogor mengambil langkah tegas terhadap para pengamen untuk tidak mengamen di angkutan umum. 

“Laporan Ogata-san ini menjadi dasar kami melarang pengamen bermain di angkot karena ternyata banyak warga juga mengalami hal yang sama tapi tidak bersuara,” ucapnya.

Tak hanya menyambut Ogata di stasiun, Dedie juga mengajak turis asal Jepang tersebut berkeliling Alun-Alun Kota Bogor dan mencoba kembali menaiki angkot sebagai simbol bahwa perubahan nyata telah dilakukan.

Baca Juga: 9 Ribu Kendaraan Serbu Puncak Bogor di Libur Panjang, Simak Imbauan Kepolisian

“Kami ingin memperlihatkan bahwa kami telah lakukan perbaikan. Para pengamen kini tidak lagi main di angkot, tetapi disediakan tempat khusus di taman dan restoran. Mereka sekarang bukan lagi pengamen, tapi seniman jalanan yang dihargai,” terang Dedie Rachim.

Ogata sendiri menyambut positif perubahan yang terjadi di Kota Bogor. Ia mengaku terkesan dengan suasana baru yang lebih tertib dan aman.

“Saya tadi sampai di Stasiun Bogor, semuanya berubah sangat bagus. Saya naik angkot dan tidak ada pengamen sama sekali. Sudah berubah. Para pengamen menjadi orang yang baik,” kata Ogata.

Ia juga menyampaikan bahwa Kota Bogor kini layak menjadi destinasi wisata yang ramah untuk warga asing.

“Sekarang saya sudah berubah hati. Wisatawan dan turis aman datang ke Bogor. Kalau ada libur, saya pasti akan datang lagi ke Bogor,” ujarnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan Dedie Rachim yang menjamu Ogata beserta istrinya untuk makan makanan khas Bogor di Balai Kota. 

Kota Bogor

Kota Bogor adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota Bogor terletak sekitar 51 km arah selatan dari Provinsi DKI Jakarta dan 120 km arah tenggara dari Kota Bandung, serta merupakan enklave dari Kabupaten Bogor. Pada tahun 2024, jumlah penduduk Kota Bogor sebanyak 1.137.859 jiwa, dengan kepadatan 10.208 jiwa/km².

Kota Bogor dikenal dengan julukan Kota Hujan, karena memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Kota Bogor terdiri atas 6 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah 68 kelurahan. Pada masa Kolonial Hindia Belanda, Kota Bogor dikenal dengan nama Buitenzorg yang berarti tanpa kecemasan atau aman tentram.

Sejarah

Kerajaan Tarumanagara

Pada awal abad ke-5 Masehi, Kota Bogor merupakan pusat Kerajaan Tarumanagara dengan raja yang bernama Purnawarman.
Beberapa kerajaan lainnya lalu memilih untuk bermukim di tempat yang sama dikarenakan daerah pegunungannya yang secara alamiah membuat lokasi ini mudah untuk bertahan terhadap ancaman serangan, dan di saat yang sama adalah daerah yang subur serta memiliki akses yang mudah pada sentra-sentra perdagangan saat itu.

Kerajaan Sunda

Di antara prasasti-prasasti yang ditemukan di Kota Bogor tentang kerajaan silam, salah satunya adalah prasasti Batutulis menceritakan kekuasaan Prabu Surawisesa dari Kerajaan Sunda.

Kerajaan Sunda yang memiliki ibukota di Pajajaran diyakini terletak di Kota Bogor, dan menjadi pusat pemerintahan Prabu Siliwangi yang dinobatkan pada 3 Juni 1482. Hari penobatannya ini diresmikan sebagai Hari Jadi Kota Bogor dan Kabupaten Bogor pada tahun 1973 dan diperingati setiap tahunnya hingga saat ini.

Load More