Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 02 Juni 2025 | 23:11 WIB
Ilustrasi paket belanja online / kurir atau COD. (freepik)

SuaraBogor.id - Di tengah pesatnya pertumbuhan transaksi digital dan maraknya belanja online, kepercayaan konsumen kembali diuji oleh praktik penipuan berkedok pengiriman paket langsung ke alamat rumah atau kantor. 

Salah satu modus yang kini meresahkan publik adalah penipuan dengan metode pembayaran di tempat alias Cash on Delivery (COD).

Tanpa disadari, konsumen tiba-tiba menerima paket yang tidak pernah mereka pesan dan diminta membayar di tempat.

Banyak yang, karena tak ingin membuat keributan atau merasa pernah memesan sesuatu, langsung membayar tanpa mengecek isi maupun asal paket.

Baca Juga: Bakal Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Kuburan Bansos Presiden, DPRD Depok: Ini Menyangkut Keuangan Negara

Modus ini tidak hanya merugikan secara finansial, tapi juga mulai menggerus rasa aman masyarakat dalam bertransaksi di ranah digital.

Korban dari kejahatan ini tersebar di berbagai daerah, mulai dari ibu rumah tangga hingga pekerja kantoran yang sibuk dan tidak sempat memverifikasi pesanan mereka.

Menurut keterangan resmi dari Shopee pada Senin (tanggal sesuai konteks publikasi), modus ini tidak terjadi karena kebocoran data dari pihak e-commerce.

Pelaku memanfaatkan informasi dasar seperti nama dan alamat yang mudah didapat dari berbagai aktivitas online masyarakat, baik dari pengisian formulir undian, aplikasi transportasi daring, hingga transaksi belanja lainnya.

"Data pribadi seperti nama dan alamat sering kali tersebar ketika konsumen mengikuti giveaway, mengisi survei digital, atau mendaftar di berbagai aplikasi. Data ini menjadi celah yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan,” jelas juru bicara Shopee dalam siaran persnya dikutip pada Senin (2/6/2025).

Baca Juga: Kasus Bansos Presiden Dikubur dekat Gudang JNE Depok, Polisi Periksa Karyawan Hingga Sita Dua Barang Bukti Penting

Paket COD palsu biasanya dikirim secara acak. Kurir, yang juga tidak mengetahui isi paket, hanya bertugas mengantarkan sesuai sistem.

Situasi ini memperburuk keadaan karena masyarakat mengira paket benar-benar berasal dari pesanan online mereka. Kebingungan makin menjadi ketika anggota keluarga lain yang tidak mengetahui riwayat belanja turut membayar.

Untuk melindungi diri dari praktik penipuan ini, masyarakat diimbau menerapkan sejumlah langkah pencegahan:

  • Jangan asal bayar. Jika menerima paket COD yang tidak dikenali, tanyakan kepada kurir nama pengirim, periksa label dan kemasan, serta pastikan detail sesuai pesanan Anda.
  • Periksa riwayat belanja. Gunakan fitur order history di aplikasi e-commerce untuk memastikan apakah Anda benar-benar melakukan pembelian.
  • Tolak jika mencurigakan. Jika tidak merasa pernah memesan atau menemukan kejanggalan, tolak paket tersebut dan segera laporkan ke layanan pelanggan penyedia jasa atau e-commerce terkait.
  • Edukasi keluarga. Banyak kasus terjadi karena anggota keluarga yang lain menerima paket tanpa mengetahui kebenaran transaksinya. Edukasi seluruh anggota rumah mengenai modus ini.
  • Gunakan fitur verifikasi. Khusus pelanggan Shopee, tersedia fitur Cek Fakta di aplikasi untuk memastikan keabsahan pengiriman dan sumber paket.
  • Layanan pelanggan seperti Customer Service Shopee juga tersedia 24 jam untuk menerima laporan konsumen dan memberikan bantuan.

Modus penipuan ini menjadi pengingat bahwa di balik kemudahan digital, masih banyak celah yang bisa dimanfaatkan pihak tak bertanggung jawab.

Jika tidak ditangani secara serius, dampaknya tidak hanya berupa kerugian ekonomi, tetapi juga runtuhnya kepercayaan masyarakat terhadap ekosistem e-commerce yang selama ini dibangun secara perlahan.

Ke depan, edukasi publik dan peningkatan literasi digital menjadi kunci untuk melindungi konsumen dari jebakan serupa. Masyarakat perlu membiasakan diri untuk tidak gegabah saat menerima paket dan selalu skeptis terhadap kiriman yang mencurigakan.

Load More