Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 12 Juni 2025 | 16:05 WIB
Pekerja membersihkan sepeda motor yang dijual di salah satu diler Honda di Lebak Bulus, Jakarta, Kamis (26/10/2023) [Suara.com/ANTARA]

SuaraBogor.id - Penjualan sepeda motor di Indonesia menunjukkan tren positif sepanjang Mei 2025 menurut data dari AISI.

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat penjualan mencapai 505.350 unit sepanjang bulan tersebut.

Kenaikan ini turut mendorong akumulasi penjualan nasional mencapai 2.595.303 unit dari Januari hingga Mei 2025.

Tren positif ini terjadi karena waktu kerja pada bulan Mei relatif lebih panjang dibandingkan bulan sebelumnya.

Baca Juga: Rekomendasi Motor Bekas Harga di Bawah Rp10 Juta untuk Pelajar SMA: Irit BBM dan Pajak Ringan

Pada bulan April, hari kerja lebih sedikit karena adanya momen libur panjang Hari Raya Idulfitri.

Produksi motor sempat melambat di April, sehingga distribusi ke dealer dan konsumen pun ikut terhambat.

Namun, pada Mei 2025, produksi kembali stabil dan pengiriman kendaraan bisa dilakukan lebih merata ke daerah.

Distribusi motor yang lancar membuat konsumen lebih cepat mendapat unit yang dipesan di berbagai wilayah.

AISI melihat tren ini sebagai sinyal positif dalam pemulihan sektor otomotif roda dua nasional.

Baca Juga: Anti Macet, Anti Boros! Rekomendasi Motor Matic Bekas Harga di Bawah Rp10 Juta

Meski sempat tertekan pandemi dan inflasi, industri sepeda motor mulai kembali ke jalur positif tahun ini.

AISI menyebutkan bahwa target penjualan sepanjang tahun tetap pada kisaran 6,4 hingga 6,7 juta unit.

Target tersebut dianggap realistis jika tren positif ini terus berlanjut hingga akhir 2025.

Penjualan pada segmen motor entry-level masih mendominasi permintaan pasar di berbagai wilayah Indonesia.

Harga yang lebih terjangkau menjadi alasan motor entry-level tetap diminati masyarakat dari berbagai kalangan.

Sepeda motor jenis ini kerap digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan mendukung kegiatan usaha kecil.

Motor jenis bebek dan skuter otomatis jadi pilihan utama karena hemat, tangguh, dan mudah dirawat.

Kebutuhan mobilitas tinggi dan biaya operasional rendah menjadi pertimbangan konsumen memilih jenis motor tersebut.

Selain itu, tren positif penjualan motor juga turut didukung oleh kebijakan pemerintah melalui bantuan sosial.

Pada Juni 2025, pemerintah mengeluarkan lima bantuan sosial yang berdampak langsung ke daya beli masyarakat.

Bantuan ini membuat masyarakat punya tambahan dana yang bisa digunakan untuk membeli kendaraan bermotor.

Dengan daya beli meningkat, permintaan kendaraan roda dua juga ikut tumbuh secara signifikan di pasar nasional.

Motor masih jadi solusi mobilitas utama masyarakat, terutama di daerah dengan akses transportasi publik terbatas.

Banyak masyarakat membeli motor untuk digunakan sebagai alat usaha atau kendaraan antar jemput keluarga.

Hal ini menunjukkan bahwa sepeda motor tetap menjadi aset penting dalam kegiatan ekonomi masyarakat kecil.

Distribusi bantuan sosial diyakini ikut menggerakkan roda perekonomian secara menyeluruh di sektor informal.

Program pemerintah itu juga memberikan efek berantai bagi sektor otomotif dan industri pendukung lainnya.

Meski begitu, AISI mengingatkan pentingnya sinergi semua pihak menjaga kestabilan ekonomi masyarakat.

Stabilitas ekonomi dianggap penting untuk menjaga keberlanjutan daya beli masyarakat ke depan.

Kondisi ekonomi yang stabil akan menjaga permintaan sepeda motor tetap berada di jalur positif.

AISI menyebut, tantangan ke depan termasuk harga bahan baku dan logistik yang bisa memengaruhi produksi.

Oleh karena itu, dibutuhkan koordinasi antara industri, pemerintah, dan pelaku usaha agar pertumbuhan tetap terjaga.

Sementara itu, pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung menyoroti peran segmen entry-level.

Segmen motor harga terjangkau disebut sebagai penyumbang utama penjualan di dalam negeri saat ini.

Harga yang sesuai kemampuan konsumen menjadi faktor kunci tingginya permintaan segmen ini di lapangan.

Motor listrik dan premium belum menunjukkan pertumbuhan signifikan karena harga dan ekosistem yang terbatas.

Konsumen masih menilai motor bensin entry-level lebih efisien dalam jangka pendek untuk kebutuhan sehari-hari.

Selain pasar domestik, pengiriman sepeda motor ke luar negeri juga menunjukkan peningkatan yang menggembirakan.

AISI mencatat ekspor kendaraan roda dua mencapai 49.618 unit selama Mei 2025 ke berbagai negara tujuan.

Jumlah tersebut meningkat dibandingkan bulan April yang hanya mencatat 38.254 unit untuk ekspor.

Peningkatan ekspor ini menunjukkan produk otomotif Indonesia masih kompetitif di pasar internasional.

Kualitas produk dan efisiensi produksi disebut menjadi daya tarik bagi pasar luar negeri.

Dalam segmen Completely Knock Down (CKD), pengiriman juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Tercatat sebanyak 717.251 unit kendaraan dikirim dalam bentuk CKD selama bulan Mei 2025.

Sedangkan pada bulan April, jumlah pengiriman CKD hanya mencapai 647.426 unit ke negara tujuan.

Tren ekspor CKD ini membuka peluang lebih besar bagi industri komponen dalam negeri untuk berkembang.

Permintaan dari luar negeri juga memperkuat posisi Indonesia sebagai basis produksi kendaraan roda dua.

Dengan dukungan pasar lokal dan ekspor yang positif, industri sepeda motor diprediksi terus tumbuh.

AISI berharap momentum ini bisa dimanfaatkan semua pihak untuk menjaga keberlanjutan industri nasional.

Dukungan kebijakan fiskal, iklim investasi, dan pembiayaan konsumen tetap dibutuhkan untuk mendongkrak permintaan.

Tren penjualan dan ekspor yang positif menjadi indikator kuat pemulihan sektor otomotif tahun 2025.

Jika kondisi ini terus berlanjut, target tahunan penjualan motor diprediksi dapat tercapai dengan baik.

Load More