Andi Ahmad S
Sabtu, 13 September 2025 | 19:03 WIB
Lokasi kebakaran Ruko Pecel Lele di Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor [Ist]
Baca 10 detik
  • Pelaku adalah remaja berusia 16 tahun yang melakukan pembunuhan terencana terhadap nenek dan pamannya.
  • Kejadian ini terungkap berkat kesaksian dan rekaman CCTV.
  • Kasus ini menjadi peringatan akan dampak buruk konten negatif di internet.
[batas-kesimpulan]

SuaraBogor.id - Aksi brutal dan di luar nalar dilakukan oleh S, seorang remaja berusia 16 tahun, terhadap nenek dan pamannya sendiri.

Di dalam ruko pecel lele tempatnya bekerja di Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, ia dengan keji menghabisi dua nyawa sebelum membakarnya menjadi abu.

Setelah diduga memukul neneknya, Sunarti (53), dan pamannya, T (28), dengan benda tumpul hingga tewas, S dengan dingin membakar ruko berukuran 3x3 meter itu. Tujuannya satu menghilangkan jejak kejahatannya yang mengerikan.

Kengerian peristiwa yang terjadi pada Minggu, 7 September 2025 lalu ini terungkap berkat kesaksian Kepala Desa Ciangsana, Udin Saputra.

Udin menceritakan, ia pertama kali mendapat kabar saat sedang melaksanakan program salat subuh keliling.

"Saya pas lagi ada program subuh keliling, ketika saya dikabari satgas linmas saya, saya menyelesaikan acara dulu. Satgas saya yang di lokasi dan beberapa kepala dusun untuk berkoordinasi dengan pemadam kebakaran, kepolisian gitu," kata Udin, Sabtu (13/9/2025).

Setibanya di lokasi, Udin langsung berinisiatif memeriksa rekaman CCTV milik tetangga yang menyorot langsung ke seberang ruko korban. Dari sanalah detik-detik aksi pelaku mulai terungkap.

"Ketika saat saya melihat CCTV Sebrang Kios itu, saya lihat keluarnya pukul 5:17 pagi. Terus setelah itu, gak lama kemudian api kelihatan besar di atas kios. Kemudian api membesar," ungkap Udin.

S diduga menyedot bensin dari motor bebek miliknya untuk dijadikan bahan bakar, lalu kabur meninggalkan lokasi saat api mulai melalap ruko kecil tersebut.

Baca Juga: Gercep Klaim! Link DANA Kaget Terbaru, Saldo Gratis Langsung Cair Tanpa Ribet!

Udin mengaku syok saat melihat kondisi di dalam ruko setelah api berhasil dipadamkan. Ruko kecil yang disekat untuk tempat tidur, kamar mandi, dan area dagang itu luluh lantak.

Petugas di kios pecel lele, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (ANTARA/HO-Polres Bogor)

"Hangus, kasur semuanya habis terbakar, atap sudah jebol masih ada beberapa kayu yang belum kebakaran semua Yang belum kebakar Rollingdoor," katanya.

Namun, pemandangan paling mengerikan adalah kondisi kedua jenazah. Udin menggambarkannya dengan detail yang membuat bulu kuduk merinding.

Jasad Paman (T)

"Kalau untuk jenazah laki-laki itu hampir tinggal kaki betis, jadi kaki betis itu sudah tidak ada itu, sama tangan ga ada. Paling yang nyisa tulang paha dan badan. Kepala juga juga udah sebagian hilang terbakar, dia mah hampir ini banget," tuturnya.

Jasad Nenek (Sunarti)

Kondisinya sedikit berbeda karena tertimpa reruntuhan atap yang justru memadamkan sebagian api di tubuhnya. "Kalau neneknya kan tertimpa reruntuhan, jadi masih badan bawahnya masih utuh, cuma atasnya aja Tapi rambutnya masih ada, masih keluar darah dari kepala nya," jelas Udin.

Udin meyakini aksi pembakaran ini adalah upaya pelaku untuk menghilangkan jejak pembunuhan yang ia lakukan sebelumnya. Ia mengaku terkejut bagaimana seorang remaja bisa terpikir melakukan hal sekeji dan seterencana itu.

"Saya pernah tanya ke penyidik, saya juga kaget kenapa anak usia di bawah umur bisa paham juga menghilangkan jejak dengan dibakar," katanya.

Ia pun menduga, pengetahuan sadis semacam itu bisa jadi didapat dari konten-konten negatif di internet. Udin mengimbau para orang tua untuk lebih ketat mengawasi penggunaan gawai oleh anak-anak mereka.

"Ini jadi pembelajaran bahwa di era digitalisasi anak-anak kita perlu dipantau dengan penggunaan gadget. Mungkin tau begitu karena melihat video, tutorial begitu. Kan anak-anak sekarang mah pada canggih," tutupnya.

Kontributor : Egi Abdul Mugni

Load More