Andi Ahmad S
Selasa, 16 Desember 2025 | 20:34 WIB
Ilustrasi Kepadatan kendaraan wisatawan saat libur di kawasan Puncak Bogor. [ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/rwa]
Baca 10 detik
  • Dishub Bogor mengantisipasi mobilitas Nataru 2025/2026 dengan mengacu evaluasi pergerakan penumpang Nataru sebelumnya, terutama sepeda motor arteri sebagai dominasi pergerakan.

  • Total pergerakan penumpang Nataru 2024/2025 secara nasional mencapai 22,4 juta orang, yang berdampak signifikan pada jalur arteri dan wisata di wilayah Kabupaten Bogor.

  • Dishub Bogor memperkuat pengawasan dan pengaturan lalu lintas di jalur rawan kepadatan dan wisata. Masyarakat diimbau merencanakan perjalanan demi kelancaran dan keselamatan.

SuaraBogor.id - Bayang-bayang kemacetan panjang kembali menghantui warga Jabodetabek dan sekitarnya menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.

Bagi Kawan Muda yang berniat healing ke Puncak atau sekadar melintasi wilayah Bogor, persiapan matang wajib dilakukan. Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor kini tengah dalam mode siaga satu mengantisipasi ledakan mobilitas warga yang diprediksi sangat tinggi.

Kekhawatiran ini bukan tanpa dasar. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, Bayu Ramawanto, mengungkapkan bahwa strategi pengamanan tahun ini mengacu pada evaluasi data pergerakan penumpang tahun sebelumnya yang angkanya bikin geleng-geleng kepala.

Tercatat, total pergerakan penumpang angkutan pribadi secara nasional mencapai 22.442.276 orang pada periode Nataru lalu. Angka masif ini menjadi sinyal merah bagi Bogor sebagai daerah penyangga ibu kota sekaligus destinasi wisata favorit.

“Data nasional ini kami gunakan sebagai dasar untuk mengantisipasi dampak pergerakan di wilayah Bogor, terutama pada jalur arteri, jalur wisata, dan koridor penghubung Bogor–Jakarta,” ujar Bayu dilansir dari Antara, Selasa (16/12/2025).

Fakta yang paling mencengangkan dari evaluasi Dishub adalah dominasi sepeda motor. Berdasarkan data, pergerakan penumpang terbesar berasal dari pengguna motor di jalur arteri non-tol. Total pergerakan motor keluar-masuk Jabodetabek menembus angka lebih dari 12,5 juta orang.

Rinciannya adalah sebagai berikut:

  • Motor Keluar Jabodetabek: 6.421.847 penumpang.
  • Motor Masuk Jabodetabek: 6.144.750 penumpang.

Bayangkan jutaan motor tersebut memadati jalur arteri Bogor-Jakarta atau jalur alternatif menuju tempat wisata. Risiko kemacetan stuck hingga kecelakaan lalu lintas menjadi ancaman nyata yang harus diwaspadai oleh para pengendara.

“Karena itu, kami memperkuat pengawasan dan pengaturan lalu lintas di jalur arteri serta kawasan wisata yang berpotensi terdampak lonjakan pergerakan,” tegas Bayu.

Baca Juga: Rumpin Bogor Punya 4 Hidden Gem Wisata Alam dan Surga Durian untuk Libur Akhir Tahun

Menghadapi serbuan kendaraan pribadi—baik motor maupun mobil yang mencapai 6 juta pergerakan di tol dan arteri—Dishub Kabupaten Bogor tidak tinggal diam. Pendekatan berbasis data diterapkan untuk meningkatkan efektivitas pengendalian di lapangan.

Pola penempatan personel akan disesuaikan secara dinamis. Petugas tidak hanya berjaga di posko, tetapi akan lebih responsif pada jam-jam krusial di titik rawan seperti simpang Gadog, Ciawi, hingga jalur alternatif Sentul.

Bayu menekankan bahwa keselamatan adalah prioritas utama, mengingat tingginya volume kendaraan roda dua yang melintas. Ia meminta masyarakat untuk tidak memaksakan diri jika kondisi jalan sudah terlalu padat atau tubuh mulai lelah.

“Sinergi antara pemerintah, aparat, dan masyarakat menjadi kunci agar mobilitas tinggi selama Natal dan Tahun Baru dapat berlangsung aman, tertib, dan lancar, termasuk di wilayah Kabupaten Bogor,” pungkasnya.

Load More