Pandji Pragiwaksono tampil di dua show yang menampilkan pelawak tunggal pembuka Ernest Prakasa, Sam D. Putra, Luqman Baihaqi, dan lainnya.
Tahun 2014, Pandji menjadi orang Indonesia pertama yang keliling dunia dengan melalui Stand Up Comedy World Tour bertajuk Mesakke Bangsaku. Ia menyambangi 11 kota nasional dan 7 negara di 4 benua.
Kemudian pada 2016, perjalanan Stand Up Comedy World Tour Pandji Pragiwaksono kembali dilanjutkan. Kali ini berjudul "Juru Bicara". Pandji Pragiwaksono berkeliling ke 24 kota di 5 benua.
Tahun 2019, ia kembali mengadakan tur yakni Pragiwaksono Stand Up Comedy World Tour. Final show-nya digelar di Plenary Hall Jakarta Convention Center pada tanggal 26 Januari 2019 lalu.
Baca Juga:Ucapannya Dikutp Pandji Pragiwaksono, Tamrin Tomagola Angkat Bicara
Sebenarnya Pandji juga telah merencanakan menggelar tur stand up comedy bertajuk "Komoidoumenoi" tahun 2020 di Istora Senayan. Namun karena situasi pandemi, acara tersebut diundur menjadi tahun 2021.
Kontroversi Pandji Pragiwaksono
![Pandji Pragiwaksono dalam jumpa pers Stand Up Comedy Indonesia (Suci) 7, di kawasan Pakubuwono, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (23/3/2017) [suara.com/[Ismail]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/03/24/21737-pandji-pragiwaksono.jpg)
Pandji Pragiwaksono menjadi sorotan lantaran dirinya dinilai menyinggung dua organisasi masyarakat (ormas) besar Islam di Tanah Air. Yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) dalam video yang diunggah di kanal YouTube miliknya, pada hari Minggu (3/1/2021).
Dalam video tersebut, Pandji Pragiwaksono berbincang bersama dua komika lainnya yaitu Afif Xavi dan Fikri Kuning. Ternyata Fikri Kuning adalah seorang mantan anggota Front Pembela Islam (FPI) di tahun 2016 yang lalu. Sementara Afif Xavi yang bertempat tinggal di Petamburan diminta untuk menceritakan kehidupannya selama di sana.
Dalam video tersebut, Pandji membahas tentang pembubaran FPI, dan menyinggung soal NU juga Muhammadiyah.
Baca Juga:Diseret Pandji soal 'FPI Lebih Merakyat', Tamrin Tomagola Bilang Begini
"Di beberapa bagian Jakarta, para ibu lebih rela anaknya dititipin ke FPI daripada mabuk ga jelas, ngaji aja sama FPI," kata Pandji.