SuaraBogor.id - Satreskrim Polrestabes Bandung berhasil membekuk penculik gadis cantik yang hilang sejak 15 Desember 2020 lalu, Kathleen Jeniver Victoria.
Kabar ditemukannya Kathleen dibenarkan paman korban, Roby. Ia menyebut keponakannya itu ditemukan kepolisian di daerah Medan, Sumatera Utara pada, Sabtu (23/1/2021) lalu.
"Iya, Alhamdulillah sudah ditemukan. Jadi di hari pertama pas hilang itu ternyata dibawa ke Medan, dan katanya langsung naik bus dari Bandung," katanya saat dihubungi Suarabogor.id, Senin (25/1/2021).
Menurutnya, pelaku berinisial SAS merupakan teman ibu tiri Kathleen di sebuah gereja di Bandung.
Baca Juga:Polisi Tangkap Pelaku Penculikan Anak yang Bekerja Sebagai Guru Les
"Kalau kata keponakan saya di sana aman-aman saja. Dikasih makan pokoknya katanya aman. Tinggal di Medan itu disebuah kos-kosan di wilayah Gatot Subroto," jelasnya.
"Dari pengakuan pelaku, katanya pelaku di sana dapat kerjaan. Tapi saya tidak tahu apa pekerjaannya," Roby menambahkan.
Roby menjelaskan kondisi Kathleen saat ini dalam keadan baik. Bahkan, saat ini sudah tinggal di rumahnya di kawasan Jakarta.
"Kondisi baik-baik saja, sudah main Tik-Tokan sama anak saya, kondisinya semoga baik," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, gadis cantik bernama Kathleen (9) beralamat di Taman Kopo Indah, Desa Margahayu Selatan, Kecamatan Margahayu, Kota Bandung, Jawa Barat, dikabarkan hilang pada 15 Desember 2020 lalu.
Baca Juga:Copet Beraksi di Mall di Bandung, Netizen: Pasti Anak Buah Bos Saep
Pihak keluarga Kathleen lantas melaporkan kasus anak hilang tersebut ke Polrestabes Bandung.
Paman korban, Roby mengatakan, Kathleen diduga hilang usai pergi bersama seorang perempuan berinisial SAS (24) ke sebuah tempat makan di kawasan Supratman Bandung pada 15 Desember 2020.
Sebab, sebelumnya S memaksa kepada ayah Kathleen, Viki, untuk diizinkan mengajak anaknya tersebut main ke suatu tempat di daerah Kepatihan Bandung dengan berjanji akan kembali memulangkannya.
Tapi, hingga 1 Januari 2021 kemarin keponakannya tersebut belum juga dipulangkan.
"Sampai saat ini kami dari keluarga belum juga mengetahui dan menemukan keberadaan Kathleen yang hilang pada tanggal 15 Desember 2020 lalu," katanya saat dihubungi Suara.com, Jumat (1/1/2021).
Ia menjelaskan, sebelum dikabarkan hilang, Kathleen yang merupakan bungsu dari tujuh bersaudara, pada 2018 silam ditinggal wafat sang ibu.
Singkat waktu, ayahnya membawa Kathleen untuk tinggal bersamanya dan ibu sambungnya di daerah Bandung, Jawa Barat.
Setahun yang lalu pada 2019, keponakannya itu sempat diperkenalkan kepada teman ibu sambungnya yakni bernisial S.
Pertemuan mereka berdua, antara Kathleen dengan S berlangsung di sebuah gereja. Kedekatan pun mulai terlihat karena S sangat menyayangi Kathleen.
S yang juga diketahui tinggal di kawasan Desa Margahayu Selatan, Kecamatan Margahayu, Kota Bandung, Jawa Barat itu, usut punya usut ternyata sudah memiliki banyak kasus di sekolahnya yang dulu (SMA).
"Karena melihat kedekatan yang begitu dekat, ayah dari Kathleen tidak menaruh sedikitpun kecurigaan terhadap S. Karena penilaian orang tuanya memperlakukan Kathleen seperti anaknya sendiri," ucapnya.
Selang beberapa bulan, kakak dari Kathleen mulai menaruh kecurigaan terhadap S pada November 2020.
Karena, dari perilaku dan cara pakaian keponakannya itu terlihat berbeda. Bahkan lebih menuruti ucapan S dibanding keluarganya sendiri.
Setelah itu, keponakannya yang satu lagi atau kakak dari Kathleen, mencoba memisahkan mereka berdua, dengan membawa Kathleen tinggal di Jakarta.
"Berhubung keluarga dari Kathleen dan ayahnya itu mau pindah rumah, orang tua dari Kathleen sendiri saat memisahkan mereka berdua, sempat memarahi S dengan meminta untuk tidak sering bertemu kembali dengan anaknya itu," imbuhnya.
"Kathleen sendiri pada waktu itu kembali dibawa ke Bandung untuk tinggal di sana," sambungnya.
Setelah tinggal di Bandung, S yang diduga pelaku itu memohon berulang-ulang kali kepada ayah Kathleen, untuk diizinkan bertemu pada 13 Desember 2020 lalu.
Karena S terus berulang kali memohon kepada ayahnya, pun juga Kathleen sama halnya ingin ketemu dan jalan bersama S, orangtua Kathleen akhirnya luluh juga, dan memperbolehkan keduanya bertemu.
Pada 15 Desember 2020, mereka bertemu di sebuah tempat makan kawasan Supratman Bandung.
Setelah makan-makan, S meminta izin kepada orang tua Kathleen, untuk mengajak gadis cantik tersebut membeli perlengkapan untuk Hari Raya Natal.
S pada waktu itu meminta izin untuk jalan bersama Kathleen hanya tiga jam lamanya. Namun, ketika sudah melewati batas waktu yang ditentukan sampai empat jam, S dihubungi orang tua Kathleen.
"Nah, S ini menjawab bahwa dirinya bersama Kathleen sebentar lagi pulang menggunakan kendaraan Go Car. Tapi sampai pukul lima sore, seketika itu S tidak dapat dihubungi lagi," paparnya.
Karena khawatir tidak ada kabar, ayah Kathleen langsung menyambangi kediaman S, dan menanyakan kepada orang tuanya S, mengenai keberadaannya, sebab telah membawa anaknya pergi.
"Jawaban orang tua S disitu ada saksi juga di sana, orang tuanya bilang katanya tenang saja, anaknya bawa barang banyak, dan untuk makan saja bisa. Otomatis ayah dari Kathleen ini pun merasa tenang, karena menganggap mungkin sedang liburan," ungkapnya.
Orang tua dari Kathleen pun tetap melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian dengan cara lisan. Namun, jawaban dari polisi yakni agar menunggu sampai batas waktu 24 jam.
"Saat ini sudah ditangani oleh pihak kepolisian dari Polrestabes Bandung, nomor si pelaku juga sampai saat ini tidak aktif," akunya.
Sebelum dikabarkan hilang, Kathleen yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), mengenakan sweater warna putih dengan aksen garis hitam, dan menggunakan celana panjang warna kuning.
Untuk ciri-ciri Kathleen yakni, tinggi badan 140 cm, kulit putih, rambut lurus panjang sebahu lebih, mata bulat, dan berpostur kurus.
"Jika masyarakat menemukan gadis kecil dengan ciri-ciri seperti itu, bisa langsung menghubungi pihak kepolisian Polrestabes Bandung, karena saat ini kasus tersebut dalam penanganan polisi. Saya berharap, semoga keponakan saya segera ditemukan keberadaanya," tukasnya.
Kontributor : Andi Ahmad Sulaendi