Amar pun mengaku sempat melihat tubuh penumpang bagian bawah yang terjepit oleh bangkai bus saat melakukan evakuasi. Selanjutnya warga setempat bersam-sama turun mengevakuasi penumpang.
"Ada yang terjepit, pakai peralatan kami enggak mampu baru bisa dievakuasi sama Basarnas sejam kemudian," katanya.
Ia menuturkan, bahwa tanjakan Cae merupakan salah satu jalan alternatif yang rawan kecelakaan.
Sebelumnya beberapa tahun silam, 13 orang penumpang bus Maju Jaya meninggal dunia di jalur tersebut. Selain itu, dua orang yang tengah membawa singkong menggunakan truk turut meninggal dunia akibat kecelakaan di Tanjakan Cae Wado Sumedang.
Amar berharap pemerintah daerah dapat memperhatikan kondisi di Tanjakan Cae untuk segera memperkuat pembatas jalan dan dipermanenkan.
Baca Juga:Kecelakaan Bus di Sumedang, Polri: Diduga Kelebihan Muatan Penumpang
Lampu penerangan yang menggunakan tenaga surya di Tanjakan Cae pun sudah beberapa bulan tidak berfungsi termasuk jarak antara lampu penerangan yang terlalu jauh.
"Rentan dari sana (arah Malangbong), orang tidak tahu jalan menurun dan berkelok sehingga direm, direm aja (panas) jadi blong. Ini terjadi gak sekali," ungkapnya.
Amar mengaku sudah beberapa kali mengajukan permohonan agar fasilitas lampu penerangan diperbaiki namun tidak kunjung terealisasi. Kecelakaan yang sering terjadi pun dikeluhkan warga karena khawatir terkena ke pemukiman warga.
Berdasarkan data kepolisian, 27 orang jenazah telah teridentifikasi di Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang, sebanyak 26 jenazah sudah dibawa pihak keluarga dan satu jenazah masih di rumah sakit. 39 orang selamat dan mengalami luka-luka, 24 diantaranya masih di rumah sakit dan sisanya sudah dijemput keluarga.
Baca Juga:Detik-detik Bus SMP Cisalak Terjun ke Jurang, Ada Bau Gosong Kampar Rem