Soal Dibangunkan Sahur Pakai Toa, Farhat Abbas: Beda Agama Aja Gak Protes

Menurut Farhat Abbas, dirinya malah sangat keberatan dengan orang yang memang mempermasalahkan saat dibangunkan sahur pakai toa.

Andi Ahmad S
Minggu, 25 April 2021 | 02:20 WIB
Soal Dibangunkan Sahur Pakai Toa, Farhat Abbas: Beda Agama Aja Gak Protes
Farhat Abbas. [Suara.com/Yazir Farouk]

SuaraBogor.id - Soal masyarakat dibangunkan sahur pakai toa saat ini ramai diperbincangkan. Tentu, hal itu mendapatkan sorotan dari berbagai pihak salah satunya dari pengacara Farhat Abbas.

Menurut Farhat Abbas, dirinya malah sangat keberatan dengan orang yang memang mempermasalahkan saat dibangunkan sahur pakai toa.

Farhat Abbas menegaskan, orang non-muslim saja tidak melalukan protes dan masih bisa tidur nenyak. Maka, tidak seharusnya muslim yang harus bangun sahur merasa terganggu.

"Gue malah terganggu sama orang-orang yang protes keras terhadap kegiatan bangunin sahur tersebut," kata Farhat Abbas, dilansir dari Terkini.id -jaringan Suara.com, Minggu (25/4/2021).

Baca Juga:Jadwal Imsakiyah Karawang Minggu 25 April 2021

"Yang beda agama aja gak protes dan bisa tidur nyenyak? Kok yang harus bangun sahur merasa terganggu," sambungnya.

Dia menganggap bahwa dibangunkan sahur dengan toa merupakan bentuk semangat dan gotong royong dalam Islam, termasuk untuk suasana Ramadhan.

"Gue nggak pernah terganggu ama Toa ataupun orang-orang yang bangunin sahur. Karena itulah semangat dan gotong royong dalam Islam, sahur, dan Ramadhan," ungkap Farhat Abbas di Instagram Story-nya.

Seperti diketahui, sebelumnya netizen sedang ramai membicarakan Zaskia Adya Mecca yang memprotes soal cara membangunkan sahur yang berteriak keras menggunakan toa.

Menurutnya, cara itu tidak etis. Terlebih dilakukan di tengah masyarakat yang mejemuk dari segi agama.

Baca Juga:Jadwal Imsakiyah Bekasi Minggu 25 April 2021

Protes Zaskia itu menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat, ada yang mengaku mengalami hal yang sama dan mendukung, namun ada pula yang mengecam.

Sebagian juga mengungkit kembali kejadian beberapa tahun yang lalu saat seorang perempuan dari agama minoritas dipenjara karena meminta volume toa masjid dikecilkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak