Sejarah Jembatan Panus Depok, Dibangun Tahun 1917 Sering Disebut Angker

Jembatan Panus Depok ini sudah dibangun sejak jaman penjajahan Belanda. Kini masih berdiri kokoh, meski diterjang arus Sungai Ciliwung.

Andi Ahmad S
Rabu, 02 Juni 2021 | 14:14 WIB
Sejarah Jembatan Panus Depok, Dibangun Tahun 1917 Sering Disebut Angker
jembatan Panus Depok [Youtube Ardabily Channel]

Tak dipungkiri lagi, banyak orang yang sudah lama di Depok tahu akan keberadaan dan kemistisan jembatan ini.

Mungkin jembatan ini dianggap angker, atau mistis karena umur jembatan ini sudah lebih dari 100 tahun.

Hebat dan anehnya, hingga sekarang masih bisa berdiri kokoh tanpa ada renovasi pada konstruksi sekalipun.

Walaupun dianggap mistis, warga tetap menghargai jembatan tersebut sebagai peninggalan bersejarah di Depok dengan mengecat ulang jembatan tersebut.

Baca Juga:Positif COVID-19, Cillessen Dicoret dari Skuad Belanda untuk Euro 2020

Dari berbagai cerita masyarakat sekitar. Jembatan ini memang pernah dijadikan tempat pembuangan mayat dan pesugihan.

Bahkan banyak dari masyarakat Depok ketika melewati jembatan Panus dengan mengunakan motor membunyikan klason.

Membunyikan klason. Sebagai tanda permisi pada roh halus, terutama pada malam hari.

Banyak kisah dan cerita masyarakat Depok tentang jembatan Panus yang terdengar.

Dari berbagai informasi dirangkum. Konon, jembatan Panus ini kerap penampakan hantu bernama Stevanus dan istrinya.

Baca Juga:Kisah Mistis Puake, Makhluk Misterius Penunggu Sungai Kapuas

Keberadaan hantu itu dari penjelasan warga setempat pada malam hari, masih lalu lalang di jembatan tersebut sambil membawa anjing putih kesayangannya.

Rumornya, Stevanus semasa hidupnya pulang ke Belanda ketika waktu itu kompeni Belanda diusir oleh tentara Jepang untuk meninggalkan Indonesia, karena putus asa, lalu istri Stevanus yang biasa disebut 'nyai' memutuskan untuk bunuh diri terjun bebas di jembatan itu.

Kini jembatan Panus ini menjadi tempat bersejarah di Depok. Sekarang ini jembatan ini sudah menjadi tempat cagar budaya di Depok dan diperhatikan dan diurus oleh warga sekitar dan Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) yang bertempat tak jauh dari jembatan ini.

Kontributor : Supriyadi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini