Lama Tak Ditempati, Gerombolan Kelelawar Bersarang di SMPN 1 Haurwangi Cianjur

Peristiwa gerombolan kelelawar bersarang di sekolah itu berlangsung setelah kebijakan belajar online diterapkan.

Andi Ahmad S
Selasa, 03 Agustus 2021 | 17:39 WIB
Lama Tak Ditempati, Gerombolan Kelelawar Bersarang di SMPN 1 Haurwangi Cianjur
Ilustrasi kelelawar. [Kelelawar].

SuaraBogor.id - Sekolah lama tidak ditempati akibat pandemi Covid-19, membuat gerombolan kelelawar bersarang di gedung SMPN 1 Haurwangi Cianjur.

Peristiwa gerombolan kelelawar bersarang di sekolah itu berlangsung setelah kebijakan belajar online diterapkan.

Gerombolan kelelawar bersarang itu di SMPN 1 Haurwangi, Kampung Raksabala, Desa Ramasari, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur.

Menyadur dari CianjurToday -jaringan Suara.com, diperkirakan ratusan hingga ribuan kelalawar menetap di atap bangunan ruang kepala sekolah dan guru sejak beberapa tahun lalu.

Baca Juga:Kelamaan Tatap Laptop, Kaspersky: Mayoritas Anak-Anak Suka Pembelajaran Tatap Muka

Hewan itu setiap petang sekitar pukul 17.00 Wib keluar melalui lubang angin atap bangunan untuk mencari makanan.

Tokoh Masyarakat Haurwangi, Endang Kohar Efendi (55) menjelaskan, gerombolan kelalawar yang bersarang di SMPN 1 Haurwangi memang sejak dulu sudah ada. Namun dulu tidak sebanyak seperti saat ini.

“Sulit dihitung dengan jari, karena bila sudah keluar dari sarangnya itu terlihat banyak. Keluar jam 17.00 Wib dan berhentinya sekitar 18,30 Wib. Tiap keluar menjadi tontonan warga sekitar,” ujarnya.

Ia meneruskan, sejak dulu ketika masih ada bangunan peninggalan Belanda, sekolah itu sudah dijadikan tempat bersarang kelelawar dan burung gereja.

Kini keberadaan kelalawar semakin banyak sejak tidak adanya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di sekolah.

Baca Juga:Viral Anak Sekolah Long March Bawa Bendera Kuning, Netizen: RIP Pendidikan

“Gerombolannya cukup banyak, ketika terbang keluar mencari makanan terlihat hitam pekat berjalan cepat,” tambahnya.

Sementara itu Kepala SMPN 1 Haurwangi, Emod menambahkan, bau kotoran kelalawar di atas bangunan ruang guru dan kepala sekolah kerap terhirup.

Berbagai upaya sudah dilakukan pihak sekolah seperti penyemprotan dengan pestisida, diasap, dan diusir secara spiritual. Namun setelah hilang beberapa hari kelalawar datang lagi bahkan semakin banyak.

“Sangat mengganggu kenyamanan bekerja, karena selain bau tak sedap juga takut ambruk seketika, karena atapnya penuh dengan kotoran kelelawar,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak