SuaraBogor.id - Eks Anggota Komnas HAM Natalius Pigai menyebutkan bahwa ada kabar soal adanya 9 gereja dibongkar di Aceh. Dia pun langsung singgung Presiden Joko Widodo
Natalius Pigai lantas langsung menyoroti soal 6 tahun Presiden Joko Widodo berkuasa, pun juga menilai ada hal yang kurang baik kepada umat Kristen.
“6 tahun Jokowi berkuasa, didukung Gereja mengobrak-abrik suara Rakyat,” katanya melalui akun Twitter NataliusPigai2 menyadur dari Terkini.id -jaringan Suara.com, Kamis (5/6/2021).
“Umat Tuhan Yesus tanpa Baitul Allah. Gereja terbungkam dibalik kekuasaan,” tambahnya.
Baca Juga:Rombongan Terakhir Tim Olimpiade Tiba di Tanah Air, Jokowi Siap Menyambut di Istana
Natalius pun bertanya di mana peranan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) yang mengawal Pancasila di Istana Negara.
Ia mengaku bahwa ia tidak marah kepada masyarakat Aceh terkait pembongkaran gereja ini.
“Saya tidak marah orang Aceh. Saya sayangkan implementasi Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika,” katanya dengan menandai akun Twitter resmi Jokowi.
Sebelumnya, Serikat Jurnalis Untuk Keberagaman (Sejuk) mengabarkan soal terabaikannya hak-hak beribadah umat Kristen di Aceh Singkil.
Melalui Instagram pada Minggu, 1 Agustus 2021, Sejuk menyampaikan bahwa umat Kristen Aceh Singkil menuntut Presiden Jokowi untuk memenuhi hak-hak beribadah mereka yang terabaikan selama 6 tahun.
Baca Juga:Megawati Cerita Pernah Ingatkan Jokowi Agar Pegang Komando Saat Bencana
Disampaikan juga bahwa ribuan jemaat dari 9 gereja yang dihancurkan hanya bisa beribadah di bawah tenda, seng, dan atap rumbia.
Sejuk juga mengunggah beberapa gambar di mana warga memegang kertas berisi curahan hati mereka atas kondisi ini.
“Pesan untuk Presiden. 9 gereja di Aceh Singkil dibongkar begitu saja. Nasrani butuh keadilan di Aceh Singkil,” demikian ditunjukkan salah seorang umat.
Pada gambar lain, seorang perempuan menunjukan kertas yang bertuliskan bahwa mereka telah beribadah selama 6 tahun di bawah tenda, namun tak kunjung mendapat kepastian hukum
Diketahui, isu intoleransi di Aceh Singkil ini sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2015 lalu, sebuah gereja di Desa Sukamakmur, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil, dibakar oleh oknum.
Pembakaran gereja tersebut merupakan buntut bentrok antarwarga yang menyebabkan satu korban jiwa dan empat korban luka.