Menurut Dia, perlu dilakukan monitoring terhadap penurunan tanah dan laju perubahan garis pantai akibat perubahan ketinggian air laut.
Keterangan senada disampaikan Peneliti Ahli Utama BRIN, Prof. Eddy Hermawan.
Eddy mengakui penurunan permukaan tanah di pesisir utara Pulau Jawa lebih mengkhawatirkan dibanding di selatan.
“Cirebon, Pekalongan, Semarang, dan Surabaya adalah kota-kota pesisir utara Jawa yang paling rawan terhadap penurunan tanah ekstrim hingga tahun 2050," tukasnya.
Baca Juga:Dua RT di Desa Api-api PPU Terendam Banjir, Begini Kondisinya
Menurut Eddy, kondisinini diperparah dengan banyaknya aktivitas pembangunan infrastruktur jalan dan perekonomian yang dipusatkan di utara Jawa.
"Ini membuat beban tanah karena bangunan dan penyedotan atas penggunaan air tanah menjadi lebih
intensif dibandingkan dengan wilayah lain," katanya.
Eddy menilai, dibutuhkan upaya mitigasi berupa kebiijakan terkait penggunaan air tanah dan penanaman mangrove.
"Pencegahan perusakan lingkungan harus segera dilakukan,” pungkasnya.
Kontributor : Immawan Zulkarnain
Baca Juga:Bersiap Hadapi Perubahan Iklim, Uni Eropa Bantu Afrika Redam Pandemi