SuaraBogor.id - Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor Said Muhammad Mohan mengatakan, salah satu penyebab terjadinya tawuran dan kekerasan pelajar ialah adanya oknum alumni yang menggerakkan pelajar untuk terlibat tawuran.
"Akar permasalahan dari kekerasan pelajar dan kenakalan pelajar ini tidak lepas dari masih nyambungnya komunikasi dengan oknum alumni. Jadi harus ada langkah kongkret untuk memutus mata rantai itu supaya tidak ada alumni yang mengendalikan dan melakukan kaderisasi," ujarnya, mengutip dari Ayojakarta -jaringan Suara.com, Kamis (21/10/2021).
Dirinya meminta kepada semua pihak agar betul-betul mengawasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang saat ini tengah berlangsung. Pihaknya tak ingin ada lagi korban jiwa akibat tawuran dan kekerasan pelajar di masa PTM ini.
"Semuanya harus diawasi betul mulai dari hulu sampai hilir. Segala kemungkinan juga harus diantisipasi sejak dini agar tak ada lagi korban jiwa akibat kekerasan dan tawuran pelajar," katanya.
Mohan juga sempat menerima laporan, jika ada oknum alumni yang membuat iuran wajib kepada para siswa. Di mana siswa yang tidak ikut tawuran wajib membayar Rp10 ribu dan yang ikut tawuran bayar Rp2 ribu.
"Jujur saya kaget saat mendengar dan menerima laporan ini. Maka dari itu kita harus memutus mata rantai yang seperti ini," ujarnya.
Tak hanya itu, Mohan juga meminta kepada aparatur wilayah untuk mengawasi sejumlah kawasan yang kerap kali digunakan sebagai lokasi tawuran, seperti yang terjadi di Taman Palupuh, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor belum lama ini.
"Jangan hanya membuat taman dan dibiarkan, tapi juga dilakukan perawatan, penjagaan agar tidak timbul kegiatan yang sifatnya negatif di sana. Kami minta penerangan disekitar taman Palupuh dimaksimalkan, kemudian dipasangi CCTV dan kita minta dipasang speaker toa, agar kalau ada kerumunan dan kegiatan negatif bisa dibubarkan dari jarak jauh," jelasnya.
Mohan juga menyinggung soal adanya penjual miras disekitaran taman Palupuh dan taman-taman lainnya di Kota Bogor. Ia pun meminta Satpol-PP Kota Bogor menindak tegas para penjual miras tersebut.
Dengan maraknya penjual miras ini, Mohan menduga adanya oknum yang membiarkan dan memberikan lapak berdagang kepada para penjual miras.
“Kita gatau ada apa ini, apakah ada oknum yang membiarakan atau bagaimana. Makanya kita minta Satpol-PP untuk menutup itu, tidak perlu pakai teguran, tindak tegas,” katanya.