Khutbah Jumat 11 Februari 2022 Tema Dusta Mendunia, Muncul Hadist Palsu Atasnama Rasulullah

Keberadaan media sosial memudahkan bagi orang untuk menyampaikan berita dusta seperti ini.

Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 11 Februari 2022 | 10:05 WIB
Khutbah Jumat 11 Februari 2022 Tema Dusta Mendunia, Muncul Hadist Palsu Atasnama Rasulullah
Umat Islam menggelar shalat Jumat di Masjid lereng Gunung Semeru, Dusun Rentang, Desa Sumber Wuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (10/12/2021). ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

Wal-‘iyadzubillah... Intinya beliau sangat memberikan peringatan keras, jangan sampai di antara kita melakukan tindakan yang sembrono menyampaikan hadits yang tidak pernah disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Jama’ah yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Keberadaan media sosial memudahkan bagi orang untuk menyampaikan berita dusta seperti ini. Baik berita dusta atas nama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maupun berita dusta antar sesama manusia. Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bermimpi, dan kita tahu mimpi seorang Nabi adalah wahyu. Dalam mimpinya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melihat berbagai macam kejadian-kejadian aneh yang itu bentuknya adalah hukuman. Salah satu di antara yang dilihat oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

“Ada orang yang dirobek pipinya, kemudian wajahnya dipotong dari depan ke belakang dengan menggunakan gancu, dari matanya samping kanan dan samping kiri. Kemudian setelah selesai dirobek, wajahnya dikembalikan ulang lalu dia dirobek lagi dan begitu seterusnya, diulang terus sampai terjadi kiamat.”

Baca Juga:Apa Doa di Antara Dua Khutbah Jumat? Ini Jawaban Buya Yahya

Dan ini adalah kejadian adzab di alam kubur. Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya kepada malaikat tentang siapa orang yang mendapatkan hukuman semacam ini? Malaikat mengatakan:

“Dia adalah orang yang keluar dari rumahnya kemudian dia membuat satu kedustaan lalu tersebar di seluruh permukaan bumi.”

Dan betapa mudahnya seperti ini kita lakukan dizaman sekarang. Orang mengupload sesuatu yang dusta di Facebook, atau di medsos, atau di sebuah grup, kemudian disebarkan oleh anggota grup yang lain ke grup yang sebelahnya, dan begitu seterusnya hingga tersebarlah kedustaan itu. Maka kedustaan itu tersebar ke seluruh penjuru dunia.

Wal-‘iyadzubillah... Hati-hati jamaah, ini peringatan bagi diri saya pribadi dan kaum muslimin seluruhnya. Betapa mudahnya orang menyebarkan kedustaan di zaman sekarang. Yang jika sampai itu tersebar kemana-mana mendapatkan ancaman sebagaimana disebutkan dalam hadits ini dan hadisnya riwayat Bukhari.

Karena itu, kita berusaha untuk menjaga diri, jangan sampai menyampaikan kabar/berita dusta, disebarkan kemana-mana, apalagi dusta atas nama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Baca Juga:Jangan Buru-buru ke Rumah Sakit, Baca Doa Ketika Anak Sakit Ajaran Nabi Muhammad SAW, Kalau Sudah Sembuh Bersyukur

Khutbah kedua: Bahaya Su’udzon

Salah satu di antara karakter masyarakat yang banyak berdusta adalah diwarnai dengan banyaknya uang sogok, suap, tips dan aneka uang haram yang lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala ceritakan dalam Al-Qur’an, pengalaman yang dialami oleh kelompok dimasa silam yang dilaknat oleh Allah, yaitu orang Yahudi. Allah menyebutkan di surat Al-Maidah ayat 42, karakter Yahudi:

“Mereka senang mendengarkan kedustaan, dan suka memakan uang sogok.” (QS. Al-Ma’idah[5]: 42)

Dan Anda bisa saksikan, betapa sesuainya apa yang Allah sampaikan ini dengan realita yang ada di tengah masyarakat. Yang namanya sogok itu tidak mungkin tidak diiringi dengan kedustaan. Yang namanya uang haram di instansi manapun tidak mungkin tidak diiringi dengan kedustaan. Ada nota kosong, ada perjalanan dinas palsu, ada anggaran palsu, ada A, B, C yang itu semuanya adalah uang haram yang disebar di berbagai macam instansi. Dan pasti akan diiringi dengan kedustaan.

Mereka suka mendengarkan kedustaan dan dusta menjadi konsumsi biasa, sudah tidak malu lagi untuk disampaikan. Laporan palsu, yang tanda tangan tahu, yang stempel tahu, yang menerima juga tahu, semuanya tahu, satu kantor tahu, siapa yang tidak mau menerima maka dia akan dimutasi. Kenapa demikian? Yaitu agar nanti mereka bisa bagi-bagi duit.

Sampai ada satu anggota dalam sebuah instansi tersebut, ada satu karyawan instansi yang dia tidak mau menerima seperti ini, apa nasibnya? Pasti dia akan diputus. Bahkan -jama’ah yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala- dalam instansi pendidikan yang kita anggap itu adalah standar idealisme di tengah masyarakat kita, terkadang melesat di bagian ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini