Heboh Haji Metaverse Ibadah Haji Virtual Tak Perlu ke Ka'bah, Sah atau Tidak?

Proyek itu telah direncanakan sejak akhir bulan Januari lalu oleh Imam Besar Masjidil Haram Syeikh Abdurrahman Sudais.

Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 11 Februari 2022 | 10:30 WIB
Heboh Haji Metaverse Ibadah Haji Virtual Tak Perlu ke Ka'bah, Sah atau Tidak?
ilutrasi ka'bah/pixabay

SuaraBogor.id - Publik lagi dibuat heboh dengan kemunculan istilah haji metaverse atau ibadah haji virtual yang memungkinkan calon haji tak perlu ke ka'bah untuk beribadah. Apakah haji metaverse sah?

Hal ini diusulkan Pemerintah Arab Saudi yang ingin membuat virtual reality (VR) Kakbah Masjidil Haram di Metaverse.

Proyek itu telah direncanakan sejak akhir bulan Januari lalu oleh Imam Besar Masjidil Haram Syeikh Abdurrahman Sudais.

Sebelumnya Arab Saudi telah menghadirkan Hajar Aswad di tenggara Ka'bah dalam metaverse. Kini muncul ide ibadah haji secara virtual.

Baca Juga:Ramai Haji Metaverse, MUI: Bagus Untuk Latihan Calon Jemaah Tapi Bukan untuk Sungguhan

Namun rencana peluncuran ibadah haji Metaverse ini menuai kontroversi. Bahkan beberapa ulama menyebut bahwa melakukan ibadah haji virtual, hukumnya tidak sah.

Hal ini disampaikan oleh Kepresidenan Urusan Agama Turki, Diyanet yang menyatakan bahwa mengunjungi Ka'bah bisa dilakukan di Metaverse namun hal itu tidak dianggap sebagai haji sebenarnya.

Pernyataan itu ia sampaikan setelah diskusi dengan pemerintah Arab Saudi yang dilakukan sejak peluncuran situs suci umat muslim ke Metaverse pada Desember 2021 lalu.

Metaverse merupakan sebuah alat berbentuk seperti kacamata yang diberi nama VR (Virtual Reality). Alat tersebut dipasang tepat pada mata yang terhubung jaringan internet. Dari alat tersebut kita bisa melihat tempat yang dibuat semirip mungkin dengan dunia nyata.

Teknologi itu mendukung adanya dunia imajinasi yang disuport dengan data yang real. Pada Metaverse orang bisa melakukan transaksi, berinteraksi atau berkegiatan apapun secara virtual.

Baca Juga:Viral Saudi Buat Kabah di Metaverse, Pengalaman Menyentuh Hajar Aswad Secara Virtual

Dengan adanya teknologi tersebut umat muslim bisa melihat Kakbah dari rumah secara virtual. Sehingga mereka tidak perlu melakukan perjalanan berhari-hari untuk melihat dan menyentuh Hajar Aswad.

Awalnya proyek ini direalisasikan oleh Badan Urusan Pameran dan Museum Arab Saudi yang bekerja sama dengan Universitas Umm Al Qura dan Administrasi Urusan Pameran dan Museum Arab Saudi.

Munculnya gagasan ini dianggap sebagai pemikiran yang kadaluwarsa. Sehingga disarankan agar kaum muslim bisa melakukan perjalanan secara langsung ke Arab Saudi guna melakukan ibadah haji.

Karena di sana mereka akan melakukan serangkaian langkah-langkah haji yang telah ditetapkan dalam Al Quran.

Demikian penjelasan soal kontroversi haji metaverse.

(Putri Ayu Nanda Sari)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini