SuaraBogor.id - Penggiat media sosial, Nicho Silalahi menanggapi pernyataan Eko Kuntadhi terkait aturan toa masjid yang menimbulkan polemik di tengah masyarakat.
Nicho dalam akun Twitter pribadinya menyindir soal Eko yang meributkan soal polusi suara namun tak banyak bicara soal polusi udara.
Nicho dalam kicauannya juga menyebut bahwa suara adzan lewat toa masjid justru baginya yang bukan non muslim menjadi penanda waktu.
“Biar Lo tahu justru bagi gue yang kafir ini suara toa mesjid itu sangat baik dan minimal mengingatkan gue akan waktu,” tulis Nicho Silalahi, mengutip dari makassar.terkini.id--Jaringan Suara.com, Kamis (24/2).
Beberapa waktu lalu, Eko Kuntadhi turut merespon Surat edaran Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas yang mengatur penggunaan pengeras suara di masjid dan musala.
Hal ini dibahas Eko Kuntadhi dalam video berjudul “Gusmen Jempolan, Speaker Masjid Bikin Tenang” yang tayang di kanal YouTube Cokro TV pada Selasa, 22 Februari 2022.
Dalam video tersebut, Eko Kuntadhi menilai bahwa aturan ini sebenarnya sudah lama ia rindukan agar kehidupan sosial kita semakin manusiawi.
Masalahnya, menurut Eko Kuntadhi, semua masjid yang jumlahnya banyak memiliki pengeras suara masing-masing.
“Makanya, begitu datang waktu shalat, semua speaker masjid itu bersahut-sahutan. Ini gak masalah kalau cuma waktu shalat. Tetapi problemnya, speaker itu juga digunakan di waktu-waktu yang lain,” katanya.
Eko Kuntadhi mencontohkan bahwa beberapa jam sebelum masuk waktu azan subuh, pengeras-pengeras suara masjid sudah mengumandangkan suara pengajian.
Apalagi, lanjutnya, ketika Ramadhan, pengeras suara masjid saling bersahutan membangunkan sahur dengan suara pekak.
“Dan yang terbangun dengan teriakan pekak itu bukan hanya umat Islam yang melaksanakan puasa, tapi juga umat lain akan kaget, padahalkan mereka gak punya kewajiban puasa,” katanya.
Eko Kuntadhi juga menyebutkan sejumlah kegiatan lain yang dilakukan di masjid dan menggunakan pengeras suara, seperti pengajian dan ceramah.
“Begitupun ketika ada acara ceramah agama. Suara speakernya gede-gede diarahkan seantero jagat. Kadang-kadang ceramah isinya menghardik umat lain dan bersikap tidak peduli pada orang lain yang mendengar. Apakah mereka tersinggung atau nggak,” katanya.