Ngeri! Warga Cianjur Harus Pertaruhkan Nyawa di Atas Seutas Tali Demi Sebrangi Sungai Cisokan

"Hanya satu atau dua orang siswa saja yang masih berani melintas dengan bergelantungan pada tali kawat jembatan. Untuk mempercepat sampai di sekolah," ujarnya.

Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 22 Juni 2022 | 17:42 WIB
Ngeri! Warga Cianjur Harus Pertaruhkan Nyawa di Atas Seutas Tali Demi Sebrangi Sungai Cisokan
Seorang warga tengah melintasi jembatan rusak di atas Sungai Cisokan, Kabupaten Cianjur dan hanya berpijak pada seutas tali besi. [Suara.com/Fauzi Noviandi]

SuaraBogor.id - Warga di dua Desa dari Kecamatan yang berbeda di Kabupaten Cianjur terpaksa harus melintasi jembatan rusak untuk melakukan aktivitas sehari-harinya.

Jembatan gantung dalam keadaan rusak tersebut yang hanya tersisa bentang tali besi itu berdiri di atas Sungai Cisokan, Kampung Ciputat, Desa Salamnunggal, Kecamatan Cibeber.

Jembatan tersebut merupakan akses terdekat dan satu-satunya penghubung untuk digunakan warga di Desa Salamnunggal, Kecamatan Cibeber dan Desa Sukarama, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur.

Rustandi (35) warga Kampung Ciputat, Desa Salamnunggal, mengatakan jembatan yang membentang sepanjang 52 meter di atas aliran Sungai Cisokan itu sudah mengalami rusak sejak dua tahun terakhir.

Baca Juga:Berhasil Tangkap Ular yang Masuk ke Rumah, Pria Ini Hampir Meregang Nyawa Akibat Lehernya Terlilit

"Jembatan gantung merupakan akses jalan terdekat menuju ladang warga yang ada di Desa Sukarama, Kecamatan Bojongpicung," katanya pada wartawan, Rabu (22/6/2022).

Tidak hanya warga, kata dia, sejumlah dari siswa dari beberapa kampung juga sering menggunakan akses jembatan itu untuk mempercepat sampai ke sekolah.

"Hanya satu atau dua orang siswa saja yang masih berani melintas dengan bergelantungan pada tali kawat jembatan. Untuk mempercepat sampai di sekolah, tapi sering kita minta agar tidak memaksakan karena terlalu berbahaya," jelasnya.

Ia mengaku, khawatir terjatuh saat melintasi jembatan yang sudah rusak tersebut, namun karena itu merupakan akses satu-satunya, sehingga terpaksa tetap menggunakanya.

"Sering juga khawatir terjatuh, tapi ini satu-satunya akses jalan terdekat menuju ladang warga," katanya.

Baca Juga:Ibu dan Anak Hilang Usai Pamit Pergi ke Timezone, Keluarga: Nomor Handphone Sudah Tak Aktif

Rustandi berharapa, jembatan yang sudah dalam keadaan rusak tersebut dapat segera dilakukan perbaikan atau dibangun kembali.

Karena jembatan tersebut merupakan akses yang digunakan warga untuk beraktivitas.

"Semoga segera ada pembangunan, agar warga nyaman dan aman saat melintas. Kita harus mengeluarkan biaya lebih untuk mengangkut hasil tani jika menggunakan jalur lain yang jaraknya mencapai 10 kilometer," ujarnya.

Semenatara itu, Sekretaris Desa Salamnunggal, Asep Sopandi, mengatakan jembatan gantung yang dibangun sekitar tahun 1990 itu kondisinya sudah tidak layak untuk dilintasi.

"Rusaknya sudah cukup lama. Saat ini warga secara swadaya akan memperbaiki jembatan dengan menggunakan bambu sebagai alas berpijak. Namun saat ini warga terkendala oleh kawat untuk mengikat bambu," kata Asep.

Asep mengungkapkan, ketinggian jembatan dengan permukaan air Sungai Cisokan mencapai sekitar 25 meter dan kedalaman sungai mencapai 7 meter.

"Rencana pembangunan jembatan itu sudah dibahas oleh dua pemerintahan desa, yaitu Desa Salamnunggal, Cibeber dan Sukarama, Bojongpicung. Nantinya pembangunan jembatan itu tidak akan di lokasi yang sama," ucapnya.

Kontributor : Fauzi Noviandi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini