Lia ibu Siti mengisahkan, setiap kali berobat ke Jakarta dirinya harus membawa uang jutaan rupiah karena tak langsung sehari tiba bisa langsung pulang.
"Waktu itu terpaksa harus bermalam tiga hari di parkiran rumah sakit karena rumah singgah di sekitar sudah penuh," katanya.
Ayah Siti merupakan seorang pekerja buruh tani, yang menggarah lauan sawah milik orang lain. Bahkan untuk biaya pengobatan Siti, ayahnya harus menunggu bagi hasil tani dengan milik sawah, padahal anaknya itu harus tetap berobat jalan setiap bulannya.
Kedua orang tuanya tidak menampik, bahwa ada tokoh masyarakat yang sempat membantu membelikan perlengkapkan untuk berobat dengan mengeluarkan uang bernilai jutaan rupiah. Semenjak itu dirinya tak pernah datang lagi.
Baca Juga:Polantas Amankan Sopir Truk, Kaki Korban Kecelakaan di Jalan Tembus PKT Diamputasi
Kini Lia dan Ejen hanya bisa berharap kepada doa-doa demi kesembuhan anak kesayangannya itu. Mereka pun mengungkapkan peran ketua RT setempat yaitu H. Asep sangat berjasa hampir selama tujuh tahun membantu pengobatan anaknya.
"Selamat tujuh tahun pa RT H. Agus selalu meminjamkan mobilnya untuk berobat ke di Cianjur, Bandung hingga rumah sakit di Jakarta," ucapnya.
Lia menyebutkan, saat ini anaknya itu selalu diberi rujukan dari Puskesmas Sukaluyu, ke RS Dr Hafiz untuk bisa berobat rutin ke RSCM Jakarta.
"Karena sudah lama tidak diganti, saat ini selang untuk membantu anak saya makan dan minum sudah berjamur dan kotor, namun karena harganya yang mahal dan harganya jutaan rupiah kami tidak berdaya untuk membelinya," katanya saat ditemui dirumahnya.
Kini, kondisi badannya sempat kurus kering karena makanannya hanya bisa masuk melalui selang.
Kontributor : Fauzi Noviandi