Harga BBM Pertalite, Solar Hingga Pertamax Resmi Naik, Buruh di Bogor: Kapan Upah Pekerja Naik

Salah satu buruh asal Bogor yakni Rahmawati, dia tidak mempermasalahkan harga BBM naik asalkan upah pekerja juga dinaikkan.

Andi Ahmad S
Sabtu, 03 September 2022 | 15:28 WIB
Harga BBM Pertalite, Solar Hingga Pertamax Resmi Naik, Buruh di Bogor: Kapan Upah Pekerja Naik
Harga BBM Naik [Suara.com/Panji Ahmad Syuhada]

SuaraBogor.id - Sejumlah buruh mengeluhkan harga BBM naik seperti yang diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada pukul 14.30 WIB, Sabtu (3/9/2022).

Salah satu buruh asal Bogor yakni Rahmawati, dia tidak mempermasalahkan harga BBM naik asalkan upah pekerja juga dinaikkan.

Menurutnya, pemerintah Jokowi harusnya berfikir ke situ, jika memang ingin menaikkan harga BBM bersubsidi jenis Pertamax, Pertalite hingga Solar.

"Pak Jokowi tolong perhatikan juga kapan upah pekerja naik," katanya kepada Suarabogor.id.

Baca Juga:Harga BBM Naik, 14.30 WIB Hingga Pertamax Jadi Trending Topic di Twitter

"BBM naik gak masalah, tapi upah kita sebagai buruh juga pikirin dong, harus naik juga lah," kesalnya.

BBM Naik

Harga BBM naik mulai Sabtu (3/9/2022) siang ini. Kenaikan harga bahan bakar minyak tersebut mulai berlaku efektif sejak diumumkan, yakni persisnya pukul 14.30 WIB.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, hari ini tanggal 3 September Tahun 2022 pukul 13.30, pemerintah memutuskan menyesuaikan harga BBM subsidi," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif dalam konferensi persnya.

Arifin memerinci harga jenis-jenis BBM yang mengalami kebaikan tersebut.

Baca Juga:Isi Pidato Lengkap Jokowi Soal Kenaikan Harga BBM: Pertalite Rp10 Ribu, Solar Rp6.800, Pertamax Rp14.500

Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi 10.000 per liter

Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi 6.800 per liter

Pertamax nonsubsidi dari Rp 12.500 menjadi 14.500 per liter.

Dia menegaskan, kenaikkan harga BBM ini berlaku sejak pengumuman disampaikan atau mulai pukul 14.30 WIB Sabtu ini.

Direktur Pusat Pengembangan Iptek dan Inovasi Gambut (PPIIG) Universitas Palangka Raya (UPR) Hendrik Segah menilai, langkah pemerintah menaikkan harga BBM untuk mengurangi beban subsidi di APBN merupakan pilihan paling rasional.

Dia mengatakan, kebijakan bisa membuat pembiayaan untuk sektor yang lebih penting menjadi meningkat, misalnya pendidikan, kesehatan dan infrastruktur.

“Penyesuaian harga BBM memang diperlukan, karena tidak mungkin pemerintah menanggung subsidi yang semakin lama makin besar, habis anggaran hanya tersedot ke situ” ujar Hendrik Segah dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat (2/9/2022).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak