Cerita Warga Soal Pabrik Pelit di Dekat Lokasi Kebakaran Gudang JNE Depok

Puncak kekesalan warga meledak setelah pihak pabrik tak memberi izin beberapa mobil ambulan untuk sekedar numpang parkir.

Galih Prasetyo
Selasa, 13 September 2022 | 18:20 WIB
Cerita Warga Soal Pabrik Pelit di Dekat Lokasi Kebakaran Gudang JNE Depok
Gudang JNE Kebakaran. (ANTARA)

SuaraBogor.id - Kebakaran hebat melanda gudang JNE di Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat. Dibalik peristiwa kebakaran hebat itu, rupanya ada cerita kegeraman warga sekitar terhadap salah satu pabrik dekat lokasi kebakaran.

Mengutip dari laporan Depoktoday--jaringan Suara.com, warga sekitar sempat terlibat cekcok dengan manajemen pabrik tersebut.

Hal ini lantaran, pihak pabrik terkesan tidak berempati atas musibah terbakarnya gudang JNE Cimanggis, yang merembet ke pemukiman di wilayah Jalan Pekapuran.

Puncak kekesalan warga meledak setelah pihak pabrik tak memberi izin beberapa mobil ambulan untuk sekedar numpang parkir.

Baca Juga:Deretan Fakta Kebakaran Gudang JNE di Depok, Diduga Gegara Korsleting Listrik

“Bu ini warga bu, warga sekitar sudah bertahun-tahun kami disini. Saya korban. Perusahaan ini emang kaga ada toleransinya sama sekali dari dulu juga. Masa timbang parkir nggak boleh,” bentak warga pada pihak manajemen pabrik.

Warga juga merasa kesal karena ketika api sedang berkobar besar di gudang JNE Cimanggis, mereka yang hendak numpang parkir sementara di pabrik obat itu tidak dizinkan.

“Ya sudah kami legowo parkir di pinggir jalan. Ini ternyata mobil ambulan juga tidak diizinkan parkir,” keluh warga lainnya.

Saat mobil ambulan tiba, mereka juga kesulitan untuk mendekati lokasi kebakaran karena sempitnya jalan.

Warga kemudian meminta bantuan pada pihak pabrik sekitar agar membuka akses untuk sementara waktu. Namun ternyata tetap tak digubris.

Baca Juga:Soal Kebakaran Gudang JNE Cimanggis, Polisi Periksa Lima Orang Saksi

Tidak hanya melarang mobil ambulan warga juga tidak boleh meletakang barang barang didalam halaman pabrik saat kejadian kebakaran. Sikap arogan manajemen pabrik dianggap sudah kelewat batas.

“Mana kontribusi perusahaan saat warga yang ada disebelahnya mengalami kesulitan, untuk menaruh barang saja ngak boleh,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini