Lanjut Ikravany, jika bicara tingkat kemiskinan maka itukan persentase, bukan jumlah.
“Kalau jumlah 50, itu persentasenya kan tergantung jumlah penduduk. Kalau jumlah penduduknya 100 maka persentasenya 50 persen, kalau 200 maka 25 persen, tapi orang miskinnya nggak berkurang. Jadi kita jangan fokus soal itu, itu seolah-olah prestasi, nggak,” ungkap Ikravany.
Disampaikan oleh Ikra, bahwa tingkat migrasi di kota Depok cukup tinggi yakni sekitar 3-4 persen setiap tahunnya.
Dari data itu, maka tak mengherankan jika presentase kemiskinan di kota Depok itu cukup rendah.
Baca Juga:AHY Bandingkan Kinerja Jokowi dengan SBY, Begini Tanggapan Gibran Rakabuming Raka
“Migrasi ya, bukan transmigrasi. Yakni orang yang kerja di Jakarta beli rumah di Depok,”
Mereka yang membeli rumah di kota Depok menurut Ikra, rata-rata adalah orang berpenghasilan UMR atau di atasnya, dengan kata lain adalah kalangan menengah.
“Jadi misalnya gini, Kota Depok ini kalaupun pemkot nggak punya program pengentasan kemiskinan tapi dengan migrasi ini tiap tahun bisa berkurang kok orang miskin. Karena setiap tahun banyak orang yang di atas kemiskinan datang ke Kota Depok," jelasnya.