Ditegaskan oleh Ikravany, bahwa kritik yang disampaikan oleh Sekjen PDI Perjuangan sebenarnya merupakan penguji dari sikap PKS itu sendiri, bahwa karakter dari kritik tersebut apakah murni kepedulian pada rakyat kecil, atau oportunisme politik.
“Makanya dia coba bandingkan. Nah kemarin muncul bantahan, bahkan membandingkan dengan Solo yang katanya kepala daerahnya PDI Perjuangan, dibandingkan dengan tingkat kemiskinan hingga indeks pembangunan manusia,” ujarnya.
“Menurut saya itu kan bantahan yang culun,”
Dikatakan oleh Ikravany, tingkat kemiskinan itu nggak bisa serta merta digunakan sebagai alat ukur keberhasilan suatu pemerintahan di tingkat kota.
Baca Juga:AHY Bandingkan Kinerja Jokowi dengan SBY, Begini Tanggapan Gibran Rakabuming Raka
“Karena yang punya program pengetasan kemiskinan bukan cuma kota, tapi provinsi ada, nasional juga ada. Nah ketika itu kembali ke tingkat kota, maka penurunan tingkat kemiskinan itu bisa karena tiga program ini. Bisa karena program pemkot, pemprov, dan sebagainya.” jelasnya.
Lanjut Ikravany, jika bicara tingkat kemiskinan maka itukan persentase, bukan jumlah.
“Kalau jumlah 50, itu persentasenya kan tergantung jumlah penduduk. Kalau jumlah penduduknya 100 maka persentasenya 50 persen, kalau 200 maka 25 persen, tapi orang miskinnya nggak berkurang. Jadi kita jangan fokus soal itu, itu seolah-olah prestasi, nggak,” ungkap Ikravany.
Disampaikan oleh Ikra, bahwa tingkat migrasi di kota Depok cukup tinggi yakni sekitar 3-4 persen setiap tahunnya.
Dari data itu, maka tak mengherankan jika presentase kemiskinan di kota Depok itu cukup rendah.
Baca Juga:Duet Anies-AHY Makin Menguat di Demokrat, PKS Masih Berhitung
“Migrasi ya, bukan transmigrasi. Yakni orang yang kerja di Jakarta beli rumah di Depok,”