Stunting di Kabupaten Bogor Naik 2,7 Persen, Pj Bupati Minta Data Jangan Ditutupi

Sementara jumlah keluarga dengan risiko stunting tahun 2023 sebanyak 255.484 dari 890.144 KK atau 28,7 persen. Jumlah itu naik dibanding tahun 2022 yang tercatat 143.105 kk.

Andi Ahmad S
Rabu, 15 Mei 2024 | 15:17 WIB
Stunting di Kabupaten Bogor Naik 2,7 Persen, Pj Bupati Minta Data Jangan Ditutupi
Ilustrasi stunting pada anak. [Istimewa]

SuaraBogor.id - Pj Bupati Bogor Asmawa Tosepu meminta agar data penderita atau anak-anak yang terdeteksi Stunting meningkat di Kabupaten Bogor tidak ditutup-tutupi.

Berdasarkan data yang dihimpun, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) di Kabupaten Bogor sebesar 27,6 persen naik 2,7 persen jika dibanding dengan tahun 2022 yakni 24,9 persen.

Hasil penimbangan e-PPGBM angka stunting di Kabupaten Bogor pada 2023 sebanyak 6.231 anak atau 1,59 persen, turun sebanyak 12.435 anak atau 3,19 persen dibanding tahun 2022 yaitu 18.666 anak atau 4,78 persen.

Sementara jumlah keluarga dengan risiko stunting tahun 2023 sebanyak 255.484 dari 890.144 KK atau 28,7 persen. Jumlah itu naik dibanding tahun 2022 yang tercatat 143.105 keluarga dari 345.217 KK.

Baca Juga:Belum ada Bacalon Independen Penuhi Syarat Dukungan di Pilkada Bogor

"Penanganan stunting di Kabupaten Bogor dilakukam secara kolaboratif lintas sektor, termasuk tim penggerak PKK, seperti iminisasi, pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri dan ibu hamil, pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan balita, serta pemantauan pertumbuhan balita," katanya kepada wartawan, dikutip dari Metropolitan -jaringan Suara.com, Rabu (15/5/2024).

Ia menyebut masih banyak indikator lain yang masih di bawah target nasional sehingga perlu menjadi perhatian bersama.

"Sehingga saya minta seluruh stakeholder di Kabupaten Bogor menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yang kekurangan gizi di daerahnya. Kita harus bersama-sama mengentaskan ini," pintanya.

Dalam hal ini Asmawa juga mengimbau kepada seluruh pihak yang mampu, diwajibkan untuk mengangkat (membantu) satu anak yang berpotensi stunting dan ibu hamil.

“Saya sudah memerintahkan kepada OPD terkait untuk segera menyusun regulasi kebijakan adanya orang tua asuh Stunting jadi semua saya minta, masing-masing punya anak angkat yang sudah terindikasi Stunting dan ibu hamil. Penurunan angka Stunting ini harus dilakukan bersama-sama bukan hanya pemerintah,” imbuhnya.

Baca Juga:Wacana Pemekaran Jawa Barat Menuju Provinsi Bogor Raya dengan 10 Kabupaten Kota, Mana Saja?

Asmawa juga menegaskan serta meminta kepada pihak terkait untuk tidak menutup-nutupi update jumlah penderita atau terdeteksi Stunting di Kabupaten Bogor, guna penanganannya dilakukan secara bersama-sama.

"Jangan ditutupi. Nanti data akan berbicara," pintanya.

Upaya Pemkab Bogor untuk mempercepat penurunan angka stunting juga dengan melakukan Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Bogor.

Menurut dia, penurunan angka stunting adalah pekerjaan besar pemerintah baik pusat, provinsi maupun daerah termasuk Kabupaten Bogor.

Salah satunya dengan rembuk stunting melalui 8 agenda penurunan prevalensi stunting.

"Hari ini Pemerintah Kabupaten Bogor melaksanakan salah satu agenda dari 8 agenda penurunan prevalensi stunting secara nasional yaitu rembuk stunting. Rembuk ini dihadiri oleh seluruh stakeholder dalam rangka penurunan angka stunting," tuturnya.

Perlu diketahui bahwa secara nasional target penurunan angka stunting tahun 2024 sebesar 14 persen.

Target Provinsi Jawa Barat sebesar 17,2 persen dan Kabupaten Bogor targetnya 12,3 persen.

"Kami terus bergerak untuk menurunkan angka stunting, kami yakin dan percaya dengan kegiatan semacam ini akan menumbuhkan kesadaran bersama seluruh stakeholder untuk sama-sama menurunkan stunting dengan optimal," terang Pj. Bupati Bogor.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini