SuaraBogor.id - Ada kabar gembira bagi warga Kota Bogor, Jawa Barat. Pasalnya saat ini layanan transportasi massal BisKita kembali beroperasi hari ini Selasa (8/4/2025).
Operasional BisKita saat ini dengan wajah baru dibawah pengelolaan Pemerintah Kota Bogor, setelah Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menghentikan operasionalnya sejak awal Januari 2025.
“Setelah melalui proses yang cukup panjang, atas bantuan DPRD Kota Bogor serta pihak terkait lainnya, akhirnya kita bisa melakukan kontrak jasa untuk pelayanan Biskita Koridor I dan II Kota Bogor," ujar Wali Kota Bogor Dedie A Rachim.
Ia menjelaskan bahwa saat ini Pemkot Bogor belum bisa memenuhi operasional di empat koridor yang ada. Hal ini karena keterbatasan dan efisiensi anggaran. Namun demikian, ia bersama pihak terkait tengah mengupayakan solusinya.
Baca Juga:Uang Palsu Terdeteksi Beredar di Dramaga Bogor
Untuk Koridor I dan II, rencananya tersedia 17 unit kendaraan dan 2 unit kendaraan cadangan yang telah dicek dan dipersiapkan dengan pemeliharaan yang baik.
Sedangkan, tarif masih sama, yaitu Rp4.000 atau sesuai tarif subsidi. Untuk metode pembayaran, kini ada tambahan opsi menggunakan QRIS.
Adapun jam operasional Biskita pada Koridor I dan II dimulai pukul 05.00 hingga pukul 21.00 WIB.
Dedie menerangkan untuk Koridor V dan VI masih dalam proses kajian karena bersifat non-subsidi, yang memerlukan waktu lebih lama. Untuk penetapan tarif, dibutuhkan Surat Keputusan (SK) Wali Kota.
“Pesan saya, walaupun non-subsidi, tarifnya harus tetap terjangkau. Tinggal nanti bagaimana efisiensi operasional, efektivitas penyelenggaraan Biskita di lapangan, dan tentunya harus tetap dibantu oleh Pemkot Bogor,” ujar Dedie Rachim.
Baca Juga:Perempuan 59 Tahun Tewas di Kedung Waringin Bogor, Polisi Dalami Dugaan Pembunuhan oleh Saudara
Dedie Rachim menerangkan bahwa pihaknya telah mengajukan anggaran pada Perubahan APBD 2025 dan anggaran murni tahun 2026.
"Inilah wujud nyata uang rakyat kembali ke rakyat,” tutur Dedie Rachim.
Sementara, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor Hendra Saputra menyebutkan BisKita beroperasi dengan anggaran Rp10 miliar yang telah dianggarkan dalam APBD Kota Bogor.
“Saat ini sedang dilakukan proses tahapan untuk menggunakan dana Rp10 miliar untuk angkutan massal Bis di Kota Bogor. Jadi, bis yang akan dioperasionalkan dengan dana itu hanya 2 koridor, yakni koridor 1 dan 2,” kata Marse.
Koridor 1 meliputi rute Bubulak-Cidangiang sedangkan koridor 2 rute Bubulak-Ciawi. Namun, jumlah bus yang dioperasikan di dua koridor itu sekitar 17-25 unit bus mengingat, anggaran yang tersedia dinilai terbatas.
Anggaran Rp10 miliar itu hanya mampu untuk mendanai operasional BisKita selama enam bulan. Marse berharap, ada penambahan anggaran pada APBD Perhubahan dan Opsen Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), untuk memperpanjang masa layanan hingga akhir Desember 2025.
Informasi Tambahan Destinasi Wisata Anti Macet di Bogor
Kawasan Puncak Bogor menjadi destinasi wisata nasional yang digemari oleh para pengunjung karena keasrian alam dan kesejukan udaranya.
Meski bermacet-macetan, para wisatawan rela menghabiskan waktunya demi menghirup udara segar yang tak ditemukan di Jakarta.
Namun, bagaimana jika udara segar dan keasrian alam itu didapatkan tanpa perlu bermacetan di Puncak? Tentu ini akan menjadi alternatif wisata orang-orang kota untuk mengurangi waktu yang membosankan ketika bermacetan.
Tidak banyak yang tau, destinasi wisata di Kabupaten Bogor ternyata bukan hanya Puncak yang menyuguhkan wisata alam yang Instagramable dan membuat nyaman pengunjungnya.
Para wisatawan tidak perlu khawatir adanya pungutan liar yang terkenal di Kabupaten Bogor, berikut destinasi wisata alam alternatif, tanpa macet dan pungli:
1. Gunung Salak Endah (GSE) TNGHS
Wisata Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) jalur Gunung Salak Endah (GSE) menjadi urutan pertama wisata alternatif selain Puncak.
Pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan pedesaan yang indah di atas Bukit saat hendak memasuki gerbang TNGHS jalur GSE atau Lokapurna.
Pengunjung tidak perlu khawatir adanya kemacetan mengular seperti di Puncak. Tak hanya itu, pengelolaan GSE, Darul Dinar bahkan memastikan tidak ada pungli di Jalur Lokapurna. Pengunjung hanya membayar masuk gerbang dan destinasi wisata alam yang akan dipilih.
"Pengunjung hanya membayar uang masuk gerbang dan membayar destinasi wisata yang diinginkan. Saya pastikan tidak ada pungli, pembayaran sesuai dengan peraturan yang berlaku," jelas dia.
Selain menikmati alam, para pengunjung yang hendak bermalam juga bisa memesan atau memboking penginapan yang terjangkau di kawasan GSE itu.
"Harganya mulai dari Rp300 untuk satu kamar hingga Rp7 juta untuk acara ramai seperti family gathering," jelas dia.
2. Lembah Cipanas Kepala 3, Ciasmara Pamijahan
Masih di Kecamatan Pamijahan, Destinasi wisata alam lainnya yakni Lembah Cipanas Kelapa 3 di desa Wisata Ciasmara yang menyuguhkan pemandangan indah dan camping lebih nikmat.
Bagaimana tidak, wisatawan bisa berkemah di hadapan gemercik air sungai dengan pemandangan sawah yang hijau khas perkampungan desa.
Destinasi wisata ini juga menyuguhkan pemandian air panas. Di tengah dinginnya cuaca Bogor, mandi air panas menjadi solusi menikmati kuasa tuhan.
Harga tiket masuk untuk yang camping saat weekend dikenakan biaya sebesar Rp 35.000, weekday Rp 30.000, tidak camping Rp 20.000 , dan tiket parkir kendaraan Rp 5.000.
3. Destinasi Wisata Lainnya
Jika kamu hanya butuh meresfresh pikiran dari pekerjaan-pekerjaan dan tidak ingin bermalam, Kabupaten Bogor menyediakan banyak lokasi untuk sekedar menghirup udara segar.
Bagi pengunjung dari Jakarta dan sekitarnya, para wisatawan bisa mengunjungi puluhan destinasi wisata yang berada di Sentul. Namun, para pengunjung disarankan untuk mencari tahu terlebih dahulu apakah destinasi wisata yang hendak dikunjungi itu rawan pungli atau tidak.
Sebab, meski banyak destinasi wisata alam yang sejuk, tidak sedikit pengunjung kapok karena banyak oknum yang melakukan pungli kepada wisatawan.