Sementara itu terkait perkembangan program prioritas pembangunan 66 rumah sakit baru, Budi menjelaskan targe dipercepat menjadi dua tahun dengan 32 rumah sakit dibangun tahun 2025.
“Tahun ini rencananya 32, tahun depan 34. Dari 32 ini, 16 sudah groundbreaking. Jadi diharapkan bisa selesai tahun ini. Nah sisanya akan di-groundbreaking segera. Cuma ada sedikit realokasi anggaran yang butuh persetujuan dari beliau. Tadi beliau juga sudah menyetujui. Nggak nambah anggaran, tapi perpindahan post-anggaran untuk quick win yang pertama itu,” tutur Budi.
Budi turut menyampaikan perkembangan terkini mengenai program cek kesehatan gratis. Ia berujar hingga awal Juni 2025, sebanyak 7,8 juta warga Indonesia telah menerima layanan pemeriksaan kesehatan gratis.
“Dan seharinya itu 200 ribu. Jadi per bulan itu antara 5 jutaan lah orang yang cek kesehatan gratis,” kata Budi.
Baca Juga:Benarkah Sekolah di Bogor Libur Total Akhir Pekan? Cek di Sini
Budi menyampaikan program tersebut akan diperluas ke lingkungan sekolah mulai bulan ini dan bulan depan, dengan target jangkauan hingga 50 juta warga Indonesia.
Ia juga melaporkan sejumlah permasalahan yang dapat teridentifikasi selama proses cek kesehatan gratis.
“Saya bilang kalau di bayi itu ada masalah jantung kongenital. Jadi cacat jantung bawaan itu tinggi. Kalau balita itu masalah gigi ternyata yang tinggi. Kalau dewasa itu masalahnya darah tinggi dan diabetes. Lansia juga,” ujar Budi.
Perkembangan positif dalam skrining penyakit menular tuberkolosis (TBC) juga dilaporkan Budi kepada kepala negara.
Budi mengatakan proses identifikasi dini dapat dilakukan lebih luas dengan alat deteksi yang lebih murah dan banyak.
Baca Juga:Wajib Tahu! Dedi Mulyadi Keluarkan Aturan Baru untuk Desa-desa di Jawa Barat
“Dari 1 juta diharapkan bisa kena semua, bisa teridentifikasi supaya bisa dimulai pengobatan. Kita juga cerita rezim pengobatan yang baru kan sekarang sudah jauh lebih murah. Kita juga sudah terapkan yang baru,” ujarnya.