Merasa harga dirinya diinjak-injak, warga Kampung Parungsapi tidak terima. Kabar intimidasi menyebar cepat dan memicu amarah kolektif.
Tanpa pikir panjang, mereka mengorganisir diri dan melakukan serangan balasan ke Kampung Peteuy.
Bentrokan besar pun tak terhindarkan. Di tengah amuk massa yang brutal, seorang warga Parungsapi berinisial WS menjadi korban.
Ia tewas secara mengenaskan setelah menerima tusukan senjata tajam jenis parang. Perayaan kemerdekaan pun berubah menjadi hari berkabung.
Baca Juga:Goodbye JPO Paledang! Akses Dekat Stasiun Bogor Ini Resmi Ditutup dan Segera Rata dengan Tanah
Menyikapi insiden berdarah ini, Polres Bogor bergerak cepat. Mediasi yang mempertemukan para tokoh penting dari kedua kampung segera digelar untuk mendinginkan kepala yang panas dan mencegah pertumpahan darah lebih lanjut. Sebuah kesepakatan damai pun berhasil dicapai di atas kertas.
Meski demikian, Kapolres mengakui bahwa mendamaikan dendam 15 tahun tidaklah mudah.
Potensi konflik susulan masih sangat besar, terutama jika ada pihak-pihak yang sengaja memprovokasi melalui kabar bohong atau hoaks.
"Potensi-potensi (konflik) itu pasti ada, kemarin kita sudah membuat kesepakatan kita sudah mempertemukan kedua belah pihak bahwa ke depan kita harus menjaga situasi kamtibmas agar aman terkendali, jangan percaya dengan berita hoaks yang muncul memanas-manasi," tutup AKBP Wikha.
Kontributor : Egi Abdul Mugni
Baca Juga:Adityawarman Adil Rayakan HUT ke-80 RI dengan Gelorakan Semangat Kemerdekaan