SuaraBogor.id - Kota Bogor memperkuat inovasi pendidikan berbasis karakter melalui Aksi dan Implementasi Gerakan Seribu Kata Positif (Serbukatif) yang digelar di Ballroom Hotel Pajajaran Suite Jalan Bogor Nirwana Residence, Kota Bogor, Kamis (21/8/2025).
Sejak pertama kali digagas pada tahun 2019, Serbukatif lahir dari kegelisahan sederhana yaitu bagaimana agar anak-anak terbiasa menggunakan kata-kata baik dalam keseharian mereka.
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyampaikan bahwa gerakan Serbukatif merupakan metode sederhana, namun efektif dalam memperkuat pendidikan karakter.
Untain positif yang termaktub di berbagai mata pelajaran sebagai pengingat bagi guru, siswa, dan orang tua.
Baca Juga:80 Tahun Kemerdekaan: Refleksi dan Proyeksi untuk Indonesia yang Lebih Sejahtera
“Seribu kata positif ini menjadi pembelajaran di sekolah, kita tempelkan di semua mata pelajaran sebagai pengingat kepada para guru, orangtua, dan siswa bahwa bukan hanya masalah akademis saja yang penting dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga sikap, perilaku, ucapan dan perkataan menjadi bagian dari kita untuk berusaha membangun karakter yang baik,” ucap Dedie Rachim.
Dedie Rachim menambahkan, bahwa sejak awal digagas, Serbukatif sudah diujicobakan di 80 sekolah dan mendapat tanggapan positif.
Oleh karena itu, kini program Serbukatif akan dikelola ke Dinas Pendidikan (Disdik) agar benar-benar melembaga dalam sistem pembelajaran Kota Bogor.
“Tujuannya agar tidak perlu menjadi mata pelajaran baru, atau masuk di dalam kurikulum, tetapi menjadi bagian dari proses pembelajaran. Kita membangun karakter dan pikiran yang sehat, perkataan yang baik, serta jiwa dan semangat yang kuat untuk bisa membangun generasi emas Indonesia di tahun 2045,” ujarnya.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bogor sekaligus penggagas Serbukatif, Yantie Rachim, menyampaikan awal mula gerakan ini berasal dari kekhawatiran ia dengan generasi muda yang makin terpapar gadget, game online, dan bahasa kasar.
Baca Juga:DPRD Kota Bogor Tuntaskan Pembahasan KUA-PPAS 2026 di Tingkat Komisi
“Kita tidak melarang mereka untuk bermain game atau lainnya, tapi program ini dibentuk untuk menguatkan mereka agar tidak berkata yang negatif. Jadi kita harus menguatkan mereka dengan perkataan yang positif karena kita bukan hanya membangun manusia saja tapi juga membangun karakter dan adab ke depannya,” jelas Yantie Rachim.
Yantie Rachim juga menyampaikan bahwa dalam implementasi program Serbukatif, ia memilih duta Serbukatif dari tiap kecamatan yang berasal dari murid Sekolah Dasar (SD). Duta ini nantinya akan menjadi pelopor sekaligus pelapor yang menjaga teman-temannya dalam berkata negatif.
Kehadiran Serbukatif juga mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Perwakilan dari Pusat Perbukuan Kemendikdasmen, Helga Kurnia, menyebut gerakan ini patut ditiru daerah lain.
“Saya terpukau melihat Serbukatif di Kota Bogor, ini sebuah inovasi yang patut ditiru oleh daerah lain. Gerakan ini bisa berkembang lebih luas, misal dibuat buku lalu guru-guru bisa ikut menulis dan memperkaya gerakan ini,” katanya.
Ia menyampaikan harapannya agar program Serbukatif semakin banyak yang mengikuti di sekolah dan terus digunakan sampai ke rumahnya masing-masing sehingga pendidikan di Kota Bogor akan semakin maju.
Dukungan juga datang dari berbagai kalangan. Komisioner dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Bogor, Geri, menilai Serbukatif sebagai jawaban atas kekhawatiran anak-anak yang kian terikat dengan gadget pasca pandemi.