SuaraBogor.id - Sesar Lembang picu Jawa Barat gempa besar sampai 6,8 SR atau skala richter. Warga pun diimbau untuk mempersiapkan diri dan melatih evakuasi gempa.
Hal itu dikatakan anggota Kelompok Riset Cekungan Bandung dan Penasihat Bandung Mitigasi, T Bachtiar.
Masyarakat harus mulai melatih diri dan keluarga, apa yang harus dilakukan sebelum gempa dan apa yang harus dilakukan pada saat gempa.
"Misalnya, menyimpan senter di dekat tempat tidur, mematikan kompor, mematikan listrik atau skring. Kemudian, melindungi kepala jika tengah berada di jalan tol dan jika berada di gedung bertingkat," tutur Bachtiar kepada Ayobandung.com, Kamis (28/1/2021).
Untuk menghindari dampak gempa sesar Lembang, Bachtiar menuturkan seharusnya tersedia klinik arsitektur yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga.
"Pertama, di sepanjang jalur sesar. Kedua, umum bagi masyarakat. Klinik arsitektur ini mengaudit rumah-rumah masyarakat, dan memberikan saran-saran perbaikan untuk kekuatan rumahnya. Kemudian, harus ada latihan yang terus-menerus, untuk sementara di sekolah-sekolah saja. Latihannya sesuai juklak atau juknis," tuturnya.
Tak hanya itu, membuat panduan atau buku petunjuk, baik cetak maupun digital, yang dapat dibaca oleh pelajar, mahasiswa dan masyarakat.
"Gedung Kampus, gedung sekolah, harus menjadi contoh bangunan tahan gempa. Lokasinya diteliti terlebih dahulu, jangan sampai memotong jalur gempa. Apakah kampus-kampus di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, sudah diadakan penelitian terlebih dahulu oleh ahli gempa, apakah di sana ada jalur gempa atau tidak? Bila ada dan sudah ada bangunan yang memotong jalur gempa, maka demi kemanusiaan, gedung itu harus dipindahkan," jelas Bachtiar.
Untuk potensi patahan lainnya, Bachtiar mengatakan penelitian mendalam baru dilakukan terhadap Sesar Lembang.
Baca Juga: Kesaksian Warga Mengenai Dahsyatnya Gempa Bumi yang Dipicu Sesar Lembang
"Cekungan Bandung ini dikelilingi oleh irisan-irisan jalur-jalur gempa, baik di Barat, Selatan, Timur dan Utara. Diteliti secara mendalam baru Sesar Lembang, 10 Km di Utara Bandung, yang lainnya belum diteliti. Belum diteliti itu bukan berarti tidak ada. Dampaknya terhadap Cekungan Bandung sama akan menimbulkan gempa, dengan segala dampak ikutannya," katanya.
Bachtiar juga menjelaskan apa yang dimaksud dengan ramah gempa. Menurutnya, tindakan ramah gempa dapat berupa membangun gedung, rumah, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada saat ini.
"Membangun jembatan, bendungan, harus tidak memotong jalur gempa. Harusnya melipatgandakan anggaran untuk penelitian gempa, oleh orang-orang yang ahli dalam bidang kegempaan. Melipatgandakan waktu, tenaga manusia, untuk melakukan penerangan kepada masyarakat. Yang pertama kali harus dilakukan adalah melalui jalur persekolahan," jelas Bachtiar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Modal 900 Ribuan! Ini Rekomendasi Sepeda Bapak-Bapak di Bawah Rp1 Juta yang Masih Layak Pakai
-
Bukan Sopir Tetap! Ini Pengakuan Kepala SPPG Utara Soal Mobil Maut Penabrak 18 Siswa dan Guru SD
-
Dukungan Rumah BUMN BRI Dorong Malessa Naik Kelas dan Siap Ekspor
-
Waspada Libur Nataru! Tanggal Ini Diprediksi Jadi Puncak Macet di Pintu Masuk Bogor
-
Peringatan Keras Pengendara Bogor! Mata Elektronik Mulai Mengawasi, Siap-siap Kena Tilang Otomatis