Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Minggu, 07 Februari 2021 | 13:51 WIB
Ketua umum Partai Demokrat AHY (kiri) [Instagram], KSP Moeldoko [Antara]

SuaraBogor.id - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko kalah dengan AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono dari sisi elektabilitas.

Hal ini seiring dengan mencuatnya isu kudeta Partai Demokrat. Hal ini berdasarkan dari sejumlah hasil survei yang mengukur peluang capres pada Pemilu 2024.

"Kalau membaca peluang Moeldoko dalam kontestasi pilpres, masih agak jauh dibandingkan dengan AHY," kata Direktur Eksekutif Indonesia Public Institut (IPI) Karyono Wibowo di Jakarta, Sabtu (6/2/2021).

Menurutnya berdasarkan hasil survei yang dirilis, nama Moeldoko jarang muncul dalam survei yang dilakukan oleh sejumlah lembaga.

Baca Juga: Sebut Demokrat Partai Kecil, Dewi PDIP: Tidak Memiliki Jiwa Nasionalisme

Kalaupun ada yang menguji nama Moeldoko, lanjut dia, posisinya masih di bawah AHY.

"Jadi, untuk sementara, Moeldoko masih keok melawan AHY di bursa pilpres meskipun elektabilitas AHY masih jauh di bawah jika dibandingkan dengan figur Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan," kata Karyono.

Meski demikian, menanggapi asumsi yang berkembang tentang sejauh mana isu pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat berdampak pada elektabilitas Moeldoko dalam bursa capres, kata dia, masih harus diuji melalui survei persepsi publik.

"Untuk mengukur ada pengaruh atau tidak dan seberapa besar pengaruh isu pengambilalihan kepemimpinan Demokrat terhadap elektabilitas Moeldoko, semestinya diuji menggunakan instrumen penelitian," kata Karyono.

Dalam konteks elektabilitas pilpres, posisi saat ini pamor AHY tentu lebih moncer dibanding Moeldoko sebab AHY memiliki panggung sebagai ketua umum partai.

Baca Juga: IPI: Elektabilitas AHY Masih di Atas Moeldoko untuk Pilpres 2024

Selain itu, bedanya dengan Moeldoko, AHY lebih bebas bergerak dan menarasikan dirinya sebagai kandidat presiden.

Meski memiliki panggung, mantan panglima TNI itu tidak sebebas AHY karena posisinya berada di dalam lingkaran kekuasaan.

"Moeldoko harus mencermati situasi dan mengakulasi risiko politik jika ingin maju di pilpres. Moeldoko masih harus mencermati dari celah mana agar dapat berselancar dalam arena pilpres," ujarnya.

Pada posisi sekarang, Moeldoko memang ketinggalan start dengan AHY. Akan tetapi, bukan berarti Moeldoko tidak memiliki peluang untuk mengejar AHY.

"Jika Moeldoko mendapat kesempatan dan ada momentum yang tepat, peluang untuk mengejar elektabilitas AHY tidak terlalu sulit karena elektabilitas AHY cenderung masih lemah dan cukup jauh jika dibandingkan Ganjar, Prabowo, dan Anies," kata Karyono. (Antara)

Load More