SuaraBogor.id - Budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun meminta rakyat Indonesia tidak benci ke Presiden Jokowi dan Megawati Soekarnoputri. Dia mengatakan, jangan benci Jokowi, tapi karus kasihan. Lho maksudnya apa?
Awalnya Cak Nun membicarakan sosok berkuasa di belakang Presiden Jokowi di tengah hiruk pikuk perpolitikan di Indonesia.
Hal itu dibicarakan dalam video di Youtube yang berjudul "Siapa di Belakang Jokowi dan Megawati yang Mengendalikan Mereka?" di saluran Youtube Saeful Zaman, Cak Nun menilai.
“Anda jangan benci Jokowi, jangan benci Mega, atau jangan benci siapapun yang seakan-akan berkuasa. Anda harusnya merasa kasihan dengan mereka,” kata Cak Nun.
Cak Nun menjelaskan jika sosok berkuasa ini mempunyai kekuasaan lebih di bandingkan Jokowi, bahkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Siapa?
Belum menjawab, Cak Nun menjelaskan jika sosok tersebut yang menurutnya memegang peranan penting dalam pengambilan kebijakan dan mengubah konstelasi kebangsaan.
Cak Nun menceritakan sosok berkuasa di belakang Jokowi dalam video di Youtube yang berjudul "Siapa di Belakang Jokowi dan Megawati yang Mengendalikan Mereka?" di saluran Youtube Saeful Zaman, Cak Nun menilai.
Lalu Cak Nun mengatakan sosok itu identitasnya belum diketahui hingga sekarang.
“Apakah Presiden Jokowi berkuasa? Tidak. Apakah Megawati berkuasa? Tidak. Apakah anak-anaknya Megawati berkuasa? Semakin tidak. Terus siapa yang sebenarnya berkuasa? Dia yang berkuasa tidak pernah muncul di media massa,” ujar Cak Nun, dikutip Selasa (16/3/2021).
Baca Juga: Cak Nun Ungkap Sosok Berkuasa di Belakang Jokowi: Bukan Megawati, Siapa?
“Jadi mereka membutuhkan ketidakpastian dari pelaku-pelaku di panggung ini, diadu domba sedemikian rupa,” lanjutnya.
Gejolak politik yang terjadi di Tanah Air dipengaruhi oleh jaringan di luar negeri.
“Jadi nanti ada skala global internasional, terus nanti ada tajalinya yang agak regional nasional. Nah, mereka ini pokoknya kalau enggak Yahudi Timur, ya China Barat. Kira-kira seperti itu,” kata Cak Nun.
Bahkan, pria yang dikenal kontroversial itu menilai, kelompok global tersebut menjadi salah satu pihak yang memegang kendali kekuasaan.
“Nanti timeline-nya adalah lima tahun kemudian, sepuluh tahun ini, kita mengalami pertaruhan, Indonesia akan merangkak kembali, bangkit, menggeliat, atau malah hancur sama sekali dan menjadi bangsa jongos total di tahun 2024,” urainya.
Jika Jokowi benar tidak berkuasa penuh, maka sejumlah kebijakan yang dia putuskan bukan hanya bersumber dari dalam, melainkan juga dari luar.
Namun, Cak Nun sekali lagi tak bisa memastikan, siapa sosok tersebut. Akan tetapi, yang pasti, sosok itu merupakan pemilik modal dengan kekayaan berlimpah.
“Siapakah mereka ini? Pasti ada lah, para konselasi, para pemilik modal. Baik di tingkat internasional, regional, maupun nasional. Nah, lapisan-lapisan itu juga bertarung satu sama lain.”
“Karena nanti yang diciptakan adalah sistem-sistem yang menguntungkan roti dan keranjang-keranjang mereka, dan bekerja sama dengan konselasi internasional,” tuturnya.
Melalui penjelasan tersebut, Cak Nun hendak menyampaikan, bahwa apa yang kita ketahui tentang Indonesia masih sangat terbatas. Selama ini, kita mungkin mengira kekuasaan tertinggi dipegang oleh presiden. Namun, kenyataannya, ada sosok lain yang lebih kuat di baliknya.
“Indonesia ini bukan hanya sekadar yang kamu sangka, ada segmen-segmen, ada level-level, ada kader-kader yang menjadi faktor berubahnya Indonesia. Jangan pikir Indonesia berlangsung seperti yang kalian skenariokan,” tegasnya.
Namun demikian, alih-alih benci, dia justru kasihan terhadap Presiden Jokowi. Sebab, selama menjabat, dia berada di bawah tekanan berat. Sehingga, suara yang dia sampaikan bukan menjadi satu-satunya keputusan mutlak.
Berita Terkait
-
Terbongkar! Sosok Dasco Disebut Otak di Balik Skenario Amnesti Hasto dan Abolisi Tom Lembong
-
4 Fakta 'Sakti' Keppres Abolisi Tom Lembong
-
Bukan Sekadar Bebas, Ini Isi Keppres Prabowo yang 'Nolkan' Seluruh Kasus Korupsi Tom Lembong
-
Dasco Temui Megawati, Elite PDIP Kompak Tepis Ada Transaksi di Balik Amnesti Hasto: Kita Juga Kaget
-
4 Bahaya di Balik Wacana Amnesti Hasto dan Abolisi Tom Lembong Menurut Koalisi Sipil
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
Kevin Diks Menggila di Borussia-Park, Cetak Gol Bantu Gladbach Hajar Valencia 2-0
-
Calvin Verdonk Tergusur dari Posisi Wingback saat NEC Hajar Blackburn
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
Terkini
-
Jembatan Raksasa Kunci Utama, Dedie A Rachim Genjot Proyek R3 Urai Macet Bogor
-
Dari Sembako ke Gizi Anak, UMKM Aiko Maju Dapat Dukungan BRI Sukseskan Program MBG
-
Nggak Perlu Jauh-Jauh! 6 Tempat Nongkrong Romantis di Cibinong Ini Bikin Hubungan Makin Lengket
-
Liburan Sambil Belajar, Ini 5 Rekomendasi Wisata Edukasi di Bogor untuk Anak 4-10 Tahun
-
Gebrakan Jumling Pemkab Bogor: 6 Pejabat Top Serentak Blusukan ke Masjid Tiap Pekan, Ini Tujuannya