SuaraBogor.id - Benarkah merokok membuat kurus badan? hal itu disebabkan banyaknya orang yang menilai bahwa hal itu bisa menurunkan berat badan.
Namun, jika kamu belum tahu fakta sesungguhnya simak baik-baik artikel dibawah ini, terkait penjelasan merokok baik atau tidak untuk kesehatan.
Sekedar diketahui, berat badan Anda ditentukan oleh keseimbangan antara asupan kalori dan jumlah energi yang dikeluarkan. Ketika kadarnya seimbang, berat badan pun menjadi ideal.
Mengutip dari Ayobandung - jaringan Suara.com, salah satu efek samping dari merokok adalah nafsu makan yang menurun. Itulah yang bisa menjadi penyebab turun berat badan perokok sehingga menjadi tampak lebih kurus.
Baca Juga: Menkes Budi Gunadi Benarkan Rencana Vaksin Dosis Ketiga atau Booster untuk Masyarakat
Daripada ngemil dan makan, banyak orang sengaja memilih untuk merokok saja. Dengan begitu, asupan kalori yang diterima jadi lebih rendah daripada orang-orang yang tidak merokok.
Meskipun begitu, apabila seorang yang merokok tetap tidak mengurangi porsi atau asupan kalori dari makanan, kebiasaan tersebut mungkin tidak bikin kurus.
Masalahnya, seberapa besar efek nikotin dalam rokok untuk menekan nafsu makan berbeda-beda di tubuh setiap orang.
Hubungan antara rokok dan penurunan berat badan
Kebiasaan merokok tidak hanya sering dikaitkan dengan penurunan berat badan hingga membuat efek kurus, tetapi juga kenaikan berat badan.
Baca Juga: Dear Parents! Ini Tips Agar Kesehatan Mental Anak Terjaga Selama Masa Pandemi
Hal tersebut terjadi karena kebiasaan merokok dapat dapat mengacaukan kerja hormon dalam tubuh, termasuk hormon yang bekerja mengatur nafsu makan dan metabolisme.
Lebih jelas, simak hubungan antara kebiasaan merokok dan perubahan berat badan berikut ini.
Merokok dapat meningkatkan metabolisme tubuh
Kebiasaan merokok dapat mempercepat proses metabolisme Anda sehingga tubuh dapat membakar kalori lebih cepat.
Hal inilah yang mungkin menciptakan anggapan bahwa merokok bisa bikin kurus dengan penurunan berat badan.
Jurnal Clinical Pharmacology & Therapeutics menyebutkan bahwa nikotin bekerja layaknya obat anti-obesitas yang mampu meningkatkan pengeluaran energi dengan memengaruhi sistem kerja metabolisme di otak.
Berita Terkait
-
5 Manfaat Jus Seledri untuk Kulit, Solusi Alami Mengurangi Jerawat di Wajah
-
Serikat Pekerja Mengecam Penghapusan Kelas BPJS Kesehatan Jadi KRIS Tunggal
-
Danantara Gandeng China, Investasi Raksasa Siap Mengalir ke Indonesia?
-
Jenis Kelelahan yang Sering Disalahpahami sebagai Rasa Malas
-
Lonjakan Kematian Bayi Akibat Badai Tropis Bukan Omong Kosong, Bagaimana Mencegahnya?
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
Terkini
-
Klaim Sekarang! Moonton Tebar Kode Redeem ML Gratis, Banjir Skin dan Item Langka
-
Anak Usaha BUMN Jadi Musuh UMKM? Kang Asep Dorong Pembubaran Segera
-
Klik Sekarang! Bagi-bagi Saldo DANA Kaget hingga Rp749 Ribu, Ini Tips dan Manfaatnya
-
DANA Kaget Dobel Jumat Malam, Ini Linknya!
-
Pemkab Bogor Juara 1 SPM Nasional, Rudy Susmanto Tegaskan Komitmen Pelayanan Publik Yang Utama